Mohon tunggu...
Analgin Ginting
Analgin Ginting Mohon Tunggu... Human Resources - Saya seorang pencinta kemanusiaan, suka berbagi untuk kebaikan bersama

Regenerasi dari akun Kompasiana sebelumnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Presiden Soekarno Mendesak Nikita Kruschev Menemukan Makam Imam Bukhori

21 Januari 2025   23:39 Diperbarui: 21 Januari 2025   23:49 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya menyerahkan Buku Biografi saya kepada Mama : Barata Berahmana.  Sumber : koleksi pribadi

Anda bilang:

Makam Imam Bukhari ditemukan kembali dan direnovasi atas perintah dari Presiden pertama Uzbekistan, Islam Karimov, pada era 1980-an hingga awal 1990-an. Selama periode Soviet, makam tersebut sempat kurang terawat karena kebijakan anti-agama yang diterapkan oleh Uni Soviet. Setelah kemerdekaan Uzbekistan pada tahun 1991, makam ini dipulihkan sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menghidupkan kembali warisan Islam di wilayah tersebut. Ini benar.

Tapi perlu anda tahu, pada masa pemerintahan Kruschev Presiden Soekarno pernah meminta kepada presiden Uni Sovyet itu untuk menemukan dimana makan Imam Bukhori sebagai syarat dia mau mengunjungi negara Sovyet. Bagaimana pikiran Anda ?

ChatGPT bilang:

ChatGPT

Kisah bahwa Presiden Soekarno meminta Nikita Khrushchev, pemimpin Uni Soviet pada saat itu, untuk menemukan makam Imam Bukhari sebagai syarat kunjungannya ke Uni Soviet adalah cerita menarik yang menunjukkan kepiawaian diplomasi Soekarno dan juga kedalaman pemahaman serta apresiasinya terhadap sejarah dan budaya Islam.

Kemungkinan yang Mendukung Cerita Ini

  1. Latar Belakang Hubungan Soekarno dengan Dunia Islam dan Uni Soviet:
    • Soekarno dikenal sebagai pemimpin yang menghormati warisan Islam meskipun Indonesia adalah negara dengan beragam keyakinan.
    • Dalam konteks Perang Dingin, Soekarno mencoba menjaga hubungan baik dengan Uni Soviet sebagai salah satu kekuatan besar dunia, sementara tetap mengadvokasi kepentingan umat Islam.
  2. Diplomasi Budaya Soekarno:
    • Soekarno sering menggunakan pendekatan budaya dan sejarah dalam diplomasi. Meminta penemuan makam Imam Bukhari---seorang ulama besar Islam---sebagai prasyarat kunjungan adalah cara brilian untuk menonjolkan nilai Islam dalam hubungan internasional.
    • Permintaan ini juga menunjukkan kepekaan Soekarno terhadap identitas keagamaan, bahkan di negara dengan kebijakan anti-agama seperti Uni Soviet.
  3. Keberadaan Makam Imam Bukhari di Wilayah Uni Soviet:
    • Saat itu, Uzbekistan, tempat makam Imam Bukhari berada, adalah bagian dari Uni Soviet. Wilayah ini memiliki sejarah Islam yang kaya, tetapi tradisi tersebut terpinggirkan karena kebijakan ateisme Soviet. Menemukan makam ini berarti menghidupkan kembali jejak penting sejarah Islam di Asia Tengah.

Dampak Permintaan Soekarno

  1. Peningkatan Kesadaran Sejarah Islam:
    • Jika benar Soekarno membuat permintaan tersebut, ini bisa menjadi salah satu upaya awal untuk mengingatkan dunia akan pentingnya Imam Bukhari sebagai salah satu tokoh besar dalam Islam.
  2. Diplomasi Simbolis:
    • Permintaan ini menunjukkan bahwa Soekarno memahami pentingnya simbolisme dalam diplomasi. Meminta Soviet, negara yang terkenal dengan kebijakan anti-agama, untuk menghormati tokoh Islam besar adalah langkah berani yang memadukan kepentingan diplomasi dengan nilai-nilai keagamaan.
  3. Pengaruh pada Uni Soviet:
    • Kisah ini, jika benar, mungkin menjadi pemicu awal perhatian Soviet terhadap situs-situs sejarah Islam di Asia Tengah, yang akhirnya diperhatikan kembali setelah era Soviet, terutama pada masa pemerintahan Islam Karimov.

Pemikiran Saya (ChatGpt) tentang Cerita Ini

Cerita ini sangat mungkin benar, mengingat gaya diplomasi Soekarno yang dikenal penuh strategi, simbolisme, dan keberanian. Soekarno sering kali memanfaatkan peluang politik untuk menonjolkan warisan budaya dan nilai-nilai agama. Permintaan ini juga menggambarkan betapa besarnya perhatian Soekarno terhadap dunia Islam, bahkan di arena internasional.

Namun, untuk mengonfirmasi kebenaran kisah ini secara historis, perlu dirujuk ke dokumen-dokumen resmi atau sumber-sumber sejarah yang lebih mendalam, seperti arsip Uni Soviet, memoar Khrushchev, atau catatan perjalanan Soekarno. Jika ini benar, itu menunjukkan kejeniusan diplomasi Soekarno yang berhasil menggabungkan nilai-nilai Islam dengan geopolitik pada era Perang Dingin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun