Yang bisa "dinakali" (diajak bercanda, diajak hang out keluar) dan dijadikan pacar adalah Boru Ni Tulang adalah anak dari tulang dan nantulang kita. Â Bagi laki laki Batak , pacar atau istri, atau yang perlu didekati dengan mata asmara adalah wanita yang lebih muda dari dirinya. Â Bukan wanita yang lebih tua.Â
Jadi jelas sekali bahwa pikiran untuk berbuat selingkuh dengan Putri C, yang sudah berusia hampir 50 tahun  bisa dipastikan sama sekali tidak ada dalam benak Brigadir Joshua. Â
Pikiran itu hanya ada dalam otak Kuat Maruf, atau mungkin saja awalnya dari Ferdy Sambo. Â Tuduhan bahwa Brigadir Joshua melakukan pelecehan kepada "ibunya" atau "nantulangnya" Â hanya ada dalam pikiran Kuat Maruf. Â
Dan Om Kuat Maruf terkesan sangat percaya diri dengan narasi itu, karena tidak mungkin lagi lah meminta klarifikasi dari Brigadir J, karena dia sudah terbunuh.
Jika tadinya narasinya Brigadir J melakukan pelecehan seksual terhadap putrinya si Putri C, atau anak dari Ferdy Sambo, logikanya bisa masuk.  Namun pada saat menyusun narasi  Kultur Batak  itu dilupakan.  Tidak cerdas juga  si jenderal itu.  Â
Tidaklah mungkin Almarhum Brigadir Joshua berbuat jahat apalagi melakukan pelecehan seksual kepada Putri Candrawati karena sosoknya yang lebih tua, dan diterima almarhum sebagai wanita atau "inang" yang perlu dikasihi dan dihormati. Â Apalagi almarhum juga mempunyai pacar yang sangat intensif komunikasinya.
Pikiran mesum itu hanya ada dalam otak Om Om Kuat Maruf.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H