Kompasianer ..
Semua orang pasti tidak ingin merasa setres dan tertekan bukan?
Tetapi, sebenarnya salah satu faktor yang membuat kita setres adalah diri kita sendiri, yang dimaksud diri kita disini adalah ketahanan diri kita sendiri. Mengapa begitu?, iya memang begitu, hehehe
Saya mengalaminya sendiri beberapa hari ini. Saya dan seorang teman saya sedang mencoba bisnis property. Awalnya begini, beberapa hari yang lalu saya sakit, entah itu apa tetapi ada benjolan di leher belakang saya. Sampai akhirnya saya harus periksa ke RS terkenal di kota Malang. Sampai mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Tetapi Alhamdulillah saya tidak terkena penyakit apa-apa, ini hanya karena saya kurang berolahraga saja dan faktor makanan saja. Dari situ saya ingin mengganti biaya-biaya yang sudah keluar untuk saya periksa. Say mulai browsing kesana kemari dan akhirnya saya menemukan sebuah lowongan marketing property dan saya mengajak seorang teman saya. Nah, dari situ saya mulai masuk dan melaksanakan tugas, mulai dari menyebar brosur, membuat status di facebook,iklan di grup-grup, yang penting saya bisa iklan. Saya tidak menyangka, ternyata banyak yang koment dan menghubungi, mulai dari mencari rumah, tanah, kontrakan dan kost. Dari situlah saya dan teman saya berpikir, kenapa tidak kita ‘makelar’i saja, dan saya setuju.
Kami mulai bekerja dengan cara mencari chanel atau link yang menjual tanah, rumah, kost atau kontrak. Kemudian kami data. Dari stok yang kami dapat dapat kami tawarkan ke peminat. Kami mulai sibuk mondar-mandir kesana kemari untuk mengantarpeminat. Saya merasa ini sibuk sekali, tapi saya menikmatinya.
Jujur saja, bisnis seperti ini memang untungnya lumayan besar tetapi tidak cepat laku. Perlu waktu saja. Kadang saat ada peminat dan saya mengantar kesana kemari dan ternyata tidak jadi rasanya sangat menyakitkan hati. Namun saya selalu berkata pada diri saya dan teman saya. Kita masih belajar, ini adalah proses, tidak bisa langsung goal dengan hanya sekali dua kali, kita jangan putus asa yang penting layanin klien dengan baik itu dulu, masalah rezeki sudah ada yang mengatur.
Nah, dari sini say menyimpulkan, andai saja daya tahan terhadap stress saya kurang, pasti saya bisa pusing, kepikiran dan menyerah. Namun, saya yakin, Allah bersama orang-orang yang mau berusaha dan stress justru malah membuat langkah saya terhenti. Bagi saya kunci menambah daya tahan terhadap stress salah satunya adalah rajin mendekatkan diri kepada Allah. Saya yakin itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H