Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Media “Generasi Ketiga” di Indonesia

5 Januari 2016   21:59 Diperbarui: 6 Agustus 2016   00:23 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Perkembangan teknologi dan informasi kini membawa perubahan begitu pesat dalam industri komunikasi di tiap tahunnya. Hal tersebut terlihat dari munculnya sebuah media cetak baru yang memanfaatkan teknologi komunikasi dengan membuat portal berita online. Penggabungan antara informasi dan teknologi inilah yang melahirkan jurnalisme baru yaitu jurnalisme online. Dulu kebanyakan masyarakat mengenal dan mendapatkan informasi dari beberapa media seperti media cetak dan media elektronik, namun semakin berkembang pesatnya media saat ini munculah media online. Kini keberedaan media online menjadi favorit bagi seluruh masyarakat di dunia.

Keberadaan media online di Indonesia sangat mudah ditemukan dalam waktu luang kapan saja dan dimana saja. Melalui media online, kita tidak hanya mendapatkan informasi tetapi membuat sebuah informasi pun bisa kita lakukan. Masyarakat yang membuat informasi disebut dengan Citizen Journalism.

Berbagai sumber jurnalistik online menunjukkan bahwa jurnalisme baru ini atau media online tidak lepas dari ditemukannya teknologi komputer terhadap munculnya teknologi internet yang berkembang pada tahun 1990-an. Dengan ditemukannya sebuah teknologi nirkabel (wireless) pada notebook kini memudahkan proses kerja para jurnalistik ataupun wartawan.

Menurut Romli, jurnalistik online merupakan jurnalisme “generasi ketiga” setelah jurnalistik cetak (print journalism) seperti surat kabar, majalah, tabloid dan jurnalisik elektronik seperti televisi dan radio.

Di era saat ini, jurnalisme online atau online journalism sudah bukan kata asing lagi yang kita dengar. Tanggal 17 Januari 1998 adalah tanggal dimana merupakan sejarah kelahiran terbentuknya jurnalistik online. Awalnya mula terjadinya yaitu ketika Mark Druge, yang hanya bermodalkan sebuah laptop dan modem mempublikasikan kisah perselingkuhan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, dengan Monica Lewinsky (monicagate) yang dikabarkan melakukan hubungan seksual singkat di website Druge Report. Sempat sebelum berita itu tersebar ke dalam media online, berita ini akan dimuat di majalah Newsweek. Namun pemilik majalah ini tidak ingin berita itu tersebar dalam majalah yang dibuatnya. Setelah berita tersebut tersebar dalam media online, kini nama Monica Lewinsky memiliki sebutan nama “Monica Scandal” dan “Sexgate”. Semakin berkembangnya era, di awal tahun 2000-an, sudah munculah beberapa situs pribadi yang menampilkan sebuah lapoiran jurnalistik yang pemiliknya sendiri buat. Dan beberapa situs tersebut adalah website blog, weblog, atau mungkin blog saja.

Kemunculan dan perkembangan jurnalistik online di Indonesia pun berkembang yang diawali dengan berita menggegerkan, yaitu seputar berakhirnya era pemerintahan Orde Baru disaat Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998. Berita tentang pengunduran diri yang dilakukan oleh Soeharto begitu cepat tersebar luas melalui milist (mailing list) yang pada saat ini sudah dikenal luas di kalangan aktivis demokrasi dan mahasiswa/i. Kemudian, seiring dengan berjalannya waktu, beragam media online pun hadir, seperti detik.com, bidik.com, mandiri-online.com, dan berpolitik.com, Kompas.com yang disebut sebagai “pusatnya jurnalistik online di indonesia”, yang kemudian kehadirannya diikuti oleh tiga situs besar-Astaga.com, Satunet.com, dan kafeGaul.com. Bukan hanya itu saja, bahkan terdapat beberapa situs online yang mampu menyebarluaskan informasi tiap detiknya, yaitu Detik.com. Melalui situs tersebut kita bisa mengetahui bahwa begitu banyak informasi yang dimiliki Indonesia setiap seharinya. Bahkan, saat ini sejarah jurnalistik online didominasi oleh situs-situs berita yang merupakan “edisi online” surat kabar, walau konten isi cukup berbeda dengan surat kabar dalam bentuk media cetak.

Tak dihiraukan lagi, begitu luar biasanya sebuah berita ataupun informasi bisa kita dapatkan dengan cepat dan mudah. Oleh karena itu, menurut buku yang Romli tulis, jurnalistik online memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:

  1. Produksi berita online lebih mudah dan murah untuk kita cari dibandingkan dengan produksi media cetak dan elektronik.
  2. Dengan adanya jurnalistik online kemungkinan bisa membuat semua orang menjadi wartawan atau memproduksi dan menyebarluaskan informasi.
  3. Jurnalistik online tidak mengenal deadline. Berita bisa kita publikasikan dan diedit kapan dan dimana saja.
  4. Berita jurnalistik online mampu tersebar dengan begitu cepat. Internet merupakan akses cara tercepat dalam melakukan penyebaran berita.
  5. Berita online bisa menjangkau seluruh dunia, tidak seperti media cetak dan elektronik.

Menurut saya pribadi, dengan adanya jurnalisme online dalam media online ini sangat membantu kita dalam mencari informasi. Bahkan melalui media online ini kita juga bisa mencari informasi dimana saja dan kapan saja. Disini bukan hanya mendapatkan informasi saja tetapi kita juga bisa memberikan informasi kepada khalayak melalui beberapa situs yang tersedia. Walau pada akhirnya kita tahu baik media cetak maupun media online pasti kita tak luput dari kesalahan teknis dalam penulisan ataupun ucapan. Tidak mungkin media online atau jurnalisme online itu terbebas dari sebuah kesalahan dalam tulisan maupun perkataan. Oleh karena itu, terdapat beberapa kelemahan dalam jurnalistik online, yaitu:

  1. Masih sedikitnya masyarakat yang mengakses melalui internet atau mencari informasi melalui media online.
  2. Kurangnya kredibilitas yang dimiliki setiap masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun