Mohon tunggu...
Nur Asiyah Jamil
Nur Asiyah Jamil Mohon Tunggu... Guru - Karyawan

Writing for healing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Anggap Manusia Sama Dengan Mesin

21 Mei 2014   17:11 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:17 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan Anggap Manusia sama dengan Mesin

Perusahaan Jasa berbeda dengan perusahaan  properti, perusahaan jasa menjual jasa manusia, kulitas produknya bergantung pada kualitas manusia itu sendiri. Manusia dibekali akal dan hati, akal untuk mengeksplor hardskillnya dan hati untuk mengeksplor softskillnya. Jika akal dan hati bekerjasama dengan baik untuk menghasilkan yang baik maka perusahaan jasa mempunyai kualitas produk yang unggul.

Perusahaan jasa seperti education centre sangat bergantung pada kualitas individunya, apakah individunya orang-orang berpendidikan yang mampu memberikan kontribusi maskimal untuk menghasilkan produk terbaik? Secara skill keilmuan sebagian besar orang pendidikan sangat mampu menghasilkan produk terbaik, contohnya seseorang yang lulusan Pendidikan Matematika sangat mampu dirinya untuk menjadi pengajar matematika SMA, begitu pula dengan seseorang lulusan teknik kimia besar kemungkinannya untuk memberikan solusi pada permasalahan perusahaan kimia. Namun pada kenyataanya tidak begitu, meskipun saat kuliah mengambil spesialis matematika namun ternyata belum tentu ia mampu menyelesaikan semua persoalan matematika dengan baik.Hal ini karena permasalahan sebuah education center bukan hanya sekedar menyelesaikan sebuah persamaan kuadrat, bukan hanya menyelesaikan aljabar, matematika yang sangat kompleks yang harus diselesaikan, untuk itulah sebuah perusahaan mengadakan training sebelum mulai bekerja dan diangkat menjadi karyawan tetap.

Training saja tidak cukup untuk terus mengimprove skill masih perlu diuji dengan terjun langsung ke lapangan. Keinginan untuk terus belajar yang harus dan bangkit dari sebuah kegagalan adalah modal utama untuk bisa terus bertahan dalam keadaan paling menyakitkan di sebuah perusahaan. Manusia yang sebagai sumber utama jasa produk berkualitas akalnya bisa dipaksa untuk terus belajar namun manusia punya satu bagian penting yang tidak bisa dipaksa oleh siapapun dan sulit untuk dijangkau, bagian itu adalah hati. Manusia mempunyai hati yang berbeda rasa setiap individu, sedangkan perusahaan selalu menuntut karyawanya untuk bekerja dengan hati. Perusahaan mana yang tidak ada tekanan sama sekali?tekanan pada perusahaan jasa akan berdampak pada hati dan emosional, sehingga jika itu tidak dikelola dengan baik maka bukan mustahil disebuah perusahaan jasa selalu ada saja yang resign setiap masa periodenya. Kita kadang lupa bahwa manusia bukan lah mesin yang bisa terus-terusan dipaksa, mesin yang rusak akan dengan mudah kita ketahui bagian kerusakannya dan dengan mudah untuk dieprbaiki, sedangkan manusia bukan mesin, manusia mempunyai hati yang tidak mudah dimengerti dan tidak mudah untuk disembuhkan jika sudah disakiti. Manusia sering dianggap mesin yang terus menerus dipekerjakan tanpa adanya pengahargaan yang berarti. Gaji saja tidak cukup perlu adanya penghormatan dan penghargaan sesuai dengan prestasinya masing2. Manusia adalah makhluk yang multitafsir, perlu sesuatu untuk memperjelas, manusia makhluk penuh khilaf untuk itu threatmen nya berbeda dengan sebuah mesin di industri. Komunikasi efektif dan pendekatan personal adalah cara terbaik untuk bisa saling sinergis dalam sebuah perusahaan jasa. Target adalah goal dari sebuah perusahaan sedangkan relationship yang baik adalah cara untuk mengajak team mencapai target bersama, dan selalu ingat manusia bukan mesin yang bisa terus menerus dipaksa bekerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun