Mohon tunggu...
Ahmad Aulawi
Ahmad Aulawi Mohon Tunggu... wiraswasta -

ekspresi itu bebas dan lepas, hanya dibatasi oleh titik dan koma \r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berbaju darah

25 Desember 2010   08:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:24 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kemarahan...
Kebencian...
kekecewaan...
menumpuk...
menjadi satu...

Akhirnya...
Kubabat-babatkan pedang ketubuh orang-orang itu...
Hingga tubuhku berbaju darah...

Tak kubiarkan seorangpun hidup diruangan itu...
Lalu kubungkus tubuh-tubuh tak bernyawa itu...
Dengan kulit-kulit mereka sendiri...

Namun...
Tiba-tiba tubuhku gemetar...
Jantungku berdegup-degup kencang...
Akupun takut tuk membunuh diriku sendiri!..

Apa yang telah aku lakukan?...
Aku tersengal-sengal lalu terpuruk ...
Semua lalu menjadi gelap dan gelap...
Sunyi menguasai disetiap sudut-sudut...

Aku terdiam...
Dimuka pagi hari...
Kala mentari mulai meninggi...
Terkenang buruknya bayang semalam...
Begitu dahsyatnya rasa terpendam...

Syukur terucap dihati...
Semua hanya berwujud mimpi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun