Aku tak tahu,
Apakah kau yang ragu tuk ungkapkan rasa
Ataukah aku yang terlalu pengecut tuk jujur padamu
Entah, huft....
Tapi tanpa tersadar mata kita sering bertemu
Dan saling menatap, lama
Perlahan, mekarlah senyuman manis dari bibirmu
Yang membuatku semakin merasakan rasa yang tak pernah kumengerti
Kemudian kau berpaling,
Sedangkan aku hanya bisa terdiam, mematung
Dan berharap momen itu terulang kembali
Terulang kembali dengan durasi yang lebih lama
Bukan seperti kilat.
Menyambar secara tiba-tiba, kemudian ...
Menghilang.
Saat ruang dan waktu mengurung kita dalam satu adegan
Yang hanya ada kita berdua didalamnya
Tak ada kata terucap darimu, begitupun aku
Aku yang hanya membisu, menahan segala rasa
Yang harusnya segera kulepaskan waktu itu
Aku hanya bisa memandangimu,
Dan saat mata kita bertemu kembali,
Tetap tak ada percakapan yang terjadi
Bahkan tidak untuk sekedar kata “hai..”
Hanya senyum manis yang tersimpul dari bibirmu
Namun aku tersadar,
Ternyata semakin sering kita saling memandang
Semakin lama mata kita saling menatap
Dan saat itu aku percaya
Meski tiada pernah terjadi percakapan diantara kita
Atau tak satupun kata yang meluncur diantara kita
Mata kita saling berbahasa
Dan hati kita saling berbisik
Aku percaya,
Kamu juga merasakan apa yang ku rasa
Aku percaya ada rasa yang sama diantara kita
Aku tahu bahwa kau diam-diam memperhatikanku, begitupun dirimu
Kamu tahu bahwa ku selalu memperhatikanmu
Mungkin ego diantara kitalah yang terlalu besar
Atau mungkin ada faktor yang lain, entah....
to: BuTeT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H