"Syaikh Muhammad bin Sholih Al 'Utsaimin menjelaskan bahwa berbuka puasa dengan kurma tidaklah wajib. Namun berbuka dengan kurma itu lebih sempurna dan lebih utama."
Buah yang menjadi primadona selama ramadhan bagi kaum muslim di seluruh dunia sebagai salah satu upaya menjalankan sunnah dan memperoleh pahala dari Allah Azza Wa Jalla. Selama ribuan tahun, kurma telah menjadi makanan pokok di Timur Tengah. Kurma disunnahkan untuk disantap ketika berbuka puasa. Selain memiliki kandungan gula yang tinggi sekitar 75-80 %, kandungan gula dalam kurma juga merupakan gula sederhana. karena dapat menghasilkan energi yang cukup dalam waktu cepat setelah seharian menjalankan berpuasa.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian, khasiat dari buah kurma antara lain: anti inflamasi, menghilangkan nyeri, menyehatkan jantung, pembuluh darah, mencegah sembelit, membantu pertumbuhan dan kesehatan gigi dan tulang, Â meningkatkan jumlah trombosit, mencegah pembekuan darah, mencegah peradangan rahim, otak encer selama berpuasa, dan pencegahan stroke.
Dengan banyaknya manfaat dari kurma, tetap saja buah itu tidak menarik bagi saya. Tapi itu dulu.......
Ya, itu dulu.... Dulu saya tidak menyukai buah kurma, bahkan ketika keluarga saya sangat senang apabila mendapatkan oleh-oleh orang yang pulang dari haji atau umroh, saya merasa biasa saja. Malah saya pasti akan setengah dipaksa untuk memakan kurma dan minum air zam-zam untuk mendapat manfaat dan keberkahannya.
Entah kapan dan bagaimana awalnya saya tidak ingat. Tapi yang pasti saat ini kurma menjadi buah kesukaan saya. Walaupun hanya 1 atau 3 buah setiap kali makan, saya mulai membiasakan diri agar selalu memaknanya setiap hari. Memang harus menyiapkan anggaran yang lumayan di setiap bulan untuk menyediakannya sebagai santapan setiap hari, apalagi jika ingin kurma dengan kualitas yang bagus. setidaknya itu akan sebanding dengan manfaat yang diperoleh jika niat dan caranya sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah .
Dari Anas bin Malikradhiyallahu 'anhu, ia berkata, (yang artinya): "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasanya berbuka dengan rothb (kurma basah) sebelum menunaikan shalat. Jika tidak ada ruthob (kurma basah), maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan seteguk air." (HR. Abu Daud no. 2356 dan Ahmad 3: 164. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa kurma itu bisa menguatkan (menajamkan) penglihatan dan sangat mujarab. Dan sangat mujarab jika digunakan berbuka sebelum lainnya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, (yang artinya):"Barangsiapa di pagi hari memakan tujuh butir kurma ajwa, maka ia tidak akan terkena racun dan sihir pada hari itu." (Muttafaqun 'alaih. HR. Bukhari no. 5779 dan Muslim no. 2047).Â
Kata Syaikh 'Abdurrahman bin Nashir As Sa'di rahimahullah bahwa yang dimaksud kurma ajwa di sini hanyalah sebagai contoh (permisalan). Manfaat kurma yang disebutkan dalam hadits tadi sebenarnya berlaku untuk seluruh kurma (bukan hanya kurma ajwa).
Itulah yang menjadi alasan utama saya membiasakan diri memakan kurma, yaitu sunnah. Terlepas dari ada atau tidaknya manfaat secara medis, atau masuk akal atau tidak bagi manusia, apapun yang diajarkan Rasulullah dan yang menjadi sunnah bagi kita umat muslim pasti baik. Karena sungguh, apa yang telah Allah tetapkan itu pasti benar.
Saat ini pula saya sedang membiasakan anak-anak agar berbuka puasa dengan kurma. Awalnya mereka sedikit menolak karena memilih berbuka dengan makanan lain yang menurut mereka lebih menarik seperti kolak, kue, dan gorengan dilengkapi dengan es buah tentunya. Tapi ketika dijelaskan tentang manfaat buah kurma dan itu merupakan sunnah, alhamdulillah akhirnya mereka mulai membiasakannya bahkan kadang sebelum makan sahur kami selalu menyantap buah kurma terlebih dahulu walaupun hanya 1 buah.
