Ozon adalah lapisan yang melindungi kehidupan di bumi dari bahayanya radiasi ultraviolet matahari. Penurunan konsentrasi ozon yang terbilang relatif kecil pun dapat berdampak bagi kehidupan seperti peningkatan risiko kanker kulit yang dapat terjadi pada manusia dan kerusakan genetik pada banyak organisme.
CFC merupakan salah satu dari beberapa senyawa organik yang terdiri dari karbon, fluor, dan klorin. jika CFC mengandung hidrogen yang menggantikan satu atau lebih klorin, senyawa itu disebut hidroklorofluorokarbon (HCFC). CFC dikenal sebagai Freon yang awalnya dikembangkan pada tahun 1930-an yaitu sebagai zat pendingin.
DAMPAK BURUK CFC
CFC diketahui dapat menimbulkan ancaman yang serius bagi lingkungan. Setelah CFC dilepaskan ke atmosfer, terkumpul di stratosfer dan CFC terlibat pada penipisan lapisan ozon. Radiasi ultraviolet di stratosfer menyebabkan molekul CFC terdisosiasi yang akan menghasilkan atom klorin dan radikal yaitu radikal klorodifluorometil. Atom klorin kemudian bereaksi dengan ozon dan memulai proses yang menyebabkan konversi ribuan molekul ozon menjadi oksigen.
Penipisan ozon stratosfer yang menyebabkan bahaya menimbulkan kekhawatiran. Oleh sebab itu penggunaan CFC ada pada semprot aerosol dilarang pada akhir 1970-an di Amerika Serikat, Kanada, dan negara Skandinavia. Kemudian pada tahun 1990 ada 93 negara yang sepakat, sebagai bagian dari Protokol Montreal yang didirikan pada tahun 1987, guna untuk mengakhiri produksi bahan kimia perusak ozon pada akhir abad ke-20.Â
Pada tahun 1992 daftar negara yang ikut berpartisipasi terus bertambah menjadi 140 dan target untuk mengakhiri produksi CFC maju ke tahun 1996. Tujuan dari gerakan tersebut sebagian besar sudah terpenuhi. Karena, HCFC terbukti dapat menimbulkan risiko yang lebih kecil daripada CFC dikarenakan HCFC lbih mudah terurai di atmosfer yang lebih rendah. Meskipun begitu, HCFC juga dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan ozon dan ditargetkan akan dihapus secara bertahap pada tahun 2030 mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H