Eh ini detak.
Bukan , itu hanya suara jam dinding di kesunyian ruang.
Ini detakku. Ada yang berbunyi di sini, aku menunjuk ke jantungku.
Setiap dia lewat. Setiap dia tersenyum. Setiap dia bicara. Bahkan batuknya pun membuatku merasa punya detak.
Ini detakku. Ini energiku.
Bahkan ketika dia marah dan tidak melihatku, aku masih punya detak.
Ah, itu hanya perasaanmu saja.
Ah ini detakku. Biarkan saja aku bahagia dengan perasaanku saja.
*setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik,,,,kau membuatku mempunyai detak. terima kasih*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H