Apa Itu Speech Delay?
Speech delay merupakan kondisi yang menunjukkan keterlambatan dalam berbicara pada anak. Kondisi tersebut dapat mengganggu kinerja perkembangan anak. Lalu apa penyebab speech delay dan bagaimana cara mengatasinya?
Penyebab Speech Delay
Ketua Umum Ikatan Terapi Wicara Indonesia (IKATWI) mengungkapkan speech delay berpengaruh kepada kognitif anak. Kasus anak yang mengalami speech delay di Indonesia berkisar 20 persen, hal ini memiliki arti jika terdapat 10 juta anak maka 2 juta anak mengalami speech delay.Â
Dokter Dian pratamastuti mengungkapkan bahwa kasus yang terjadi terbanyak pada awal tahun 2019, hal ini  terjadi pandemi covid-19 yang memaksakan semua anak melakukan karantina di rumah. Dengan beraktivitas di rumah anak jadi lebih sering menghabiskan waktu pada gadget, dan jarang berkomunikasi dengan sekitar. Penyebab speech delay bukan hanya dari sisi sosial saja, akan tetapi banyak faktor, diantaranya:
1. Gangguan struktur mulut
Kondisi anak-anak yang mengalami speech delay salah satunya disebabkan oleh masalah struktur pada mulut yang tidak sempurna. Seperti frenulum, otot lidah yang tegang sehingga dapat kesulitan berbicara.
2. Gangguan pendengaran
Gangguan medis THT dapat menyebabkan speech delay pada anak, dikarenakan saraf yang saling terhubung menjadi terganggu
3. Kondisi medis
Gejala medis seperti cerebral palsy dapat menyebabkan kesulitan pada anak untuk berbicara
Bahaya Speech Delay
Gangguan keterlambatan kemampuan berbicara pada anak dapat berpengaruh pada jangka panjang. Anak yang mengalami speech delay dapat merasakan kesulitan belajar, gangguan interaksi sosial, dan rentan terkena tekanan sosial dari berbagai aspek
Cara Mengatasi Anak Speech
Mengatasi anak yang mengalami keterlambatan bicara (speech delay) memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan kolaboratif. Orang tua dapat melakukan evaluasi dengan profesional, seperti dokter anak atau terapis wicara, untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari.Â
Penting untuk menciptakan lingkungan yang kaya bahasa di rumah, dengan sering berbicara, membacakan buku, dan bernyanyi bersama anak. Interaksi sehari-hari, seperti menamai objek dan menjelaskan aktivitas, juga bisa memperkaya kosakata dan pemahaman bahasa anak.Â
Menggunakan teknik permainan dan stimulasi visual, seperti flashcards atau mainan edukatif, dapat meningkatkan kemampuan komunikasi. Selain itu, penting untuk memberikan respon positif setiap kali anak berusaha berbicara, untuk mendorong perkembangan lebih lanjut. Jika diperlukan, terapi wicara profesional dapat membantu dalam merancang strategi yang lebih spesifik dan efektif untuk kebutuhan anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H