Mohon tunggu...
Byron Kaffka
Byron Kaffka Mohon Tunggu... Karyawan -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan Berkalung Anjing

4 Februari 2016   22:40 Diperbarui: 5 Februari 2016   23:20 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="anjing"][/caption]
"Lakukan perintahku, bukan membantah! Kamu cuma perempuan berkalung anjing!" Tegas majikan nona cantik putri saudagar, ketika akan menemui kekasihnya di sebuah pertemuan cinta-cintaan! Kepada seorang budak perempuan!

Si budak perempuan, cepat membereskan perlengkapan si Nona Cantik, dan memasukannya ke kereta kuda yang ditarik kusir, mereka berencana menemui si Pemuda pujaan hati Nona.

Mereka bertemu di sebuah taman, si Pemuda rupawan menyambut Nona riang gembira di sebuah gajebo di antara bukit-bukit dekat kota.

Menjelang makan siang, si Nona memberikan sebagaian makanan untuk si budak perempuan, namun si budak perempuan kena hardik lagi, ketika makanan malah diberikan kepada seekor anjing geladak yang datang lapar!

"Bagus! Kau memang hanya peduli kepada sebangsamu! Kata si Nona Cantik, mengupat, "Sekalian kau ikut rombongan mereka! Dan jangan minta bagian lagi, karena kau sudah memberikannya pada saudara-saudaramu!"

Memadu cinta hingga petang menjalang, waktunya mereka kembali ke rumah dengan melewati bukit sebelum tiba di Kediaman Saudagar! Si Pemuda pujaan bersikap kesatria mengantar turut pulang.

Di tengah perjalanan, di antara ialalang tinggi sekumpulan penyamun membawa parang menghadang, menyergap mereka!

Si pemuda dan kusir nona Cantik melakukan perlawanan, tapi tumbang berdarah luka-luka dan dilumpuhkan, si Penyamun tak puas dengan harta yang mereka garong, para penyamun tertarik kecantikan si Nona!

Dua lelaki yang melindungi telah dilumpuhkan, si Nona Cantik tak kuasa melawan ketika dirinya ditarik para penyamun ke semak-semak belukar.

Tak ada yang tertarik pada gembel perempuan berkalung Anjing, ia terpaku di antara dua lelaki berdarah yang dilumpuhkan, sampai sejemput mata melihat titik-titik hitam ramai menimbulkan suara-suara aneh!

Lolongan anjing geladak menyerbu ke area semak-semak melumpuhkan para penyamun secara mengerikan, lari tunggang langgang, terkena gigitan dan serangan rebies!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun