Mohon tunggu...
Bernadetta Yorita
Bernadetta Yorita Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Belajar, belajar dan belajar! Tidak pernah ada kata STOP untuk belajar. Setiap detik dalam hidup ini adalah proses pembelajaran, dan tidak pernah ada kata "ahli" karena setiap waktu adalah sebuah proses perubahan ke arah yang lebih baik. Senang berada di sekeliling orang pandai dan pintar, berbagi ilmu bersama mereka.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Intelijen Bertawaf di Media Indonesia

12 Desember 2009   09:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:58 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Membuka Media Indonesia pagi tadi, saya menemukan hal  yang menarik. Sebuah resensi bagus mengenai buku Intelijen Bertawaf. Bagi yang tidak sempat membaca, berikut resensi yang saya ambil dari Media Indonesia (12/12/2009 hal 15).

Filosofi Tawaf dalam Intelijen

JUDUL buku ini cukup membuat pembaca mengernyitkan dahi. Sebuah karya yang merupakan ikhtiar yang ditulis praktisi tentu memiliki bobot yang tersendiri dengan fakta yang bisa dipertanggungjawabkan.

Mantan penasihat Menteri Pertahanan Bidang Intelijen Prayitno Ramelan lah yang berusaha memandang kasus yang menarik perhatian publik pada masanya dari kacamata seorang intel. Lalu, apa hubungan antara tawaf dan intelijen?

Filosofi tawaf merupakan salah satu rukun haji yang dilaksanakan umat Islam. Penulis menerangkan hakikat tawaf adalah gerakan yang teratur dan terstruktur. Dunia intelijen yang digelutinya, juga harus menerapkan tawaf untuk menjaga dan memberi rasa aman kepada negara dan bangsa. Jika tidak, ada konsekuensi kegagalan operasi yang bisa mengancam keamanan negara.

Buku karya Prayitno yang berisi 30 tema besar ini patut mendapat tempat dikaitkan dengan bagaimana dunia intelijen itu menyikapi dan menanggapi isu- isu dalam arti luas, baik politik, keamanan, dan teror sosial yang menguasai ranah kehidupan berbangsa.

Dalam telaahnya, Prayitno sengaja meng- upas isu aktual meski dalam kasus yang menepati periode 10 hingga 20 tahun ke belakang. Sebutlah analisisnya menang gapi isu mantan Wakil Presiden Adam Malik yang disebut awam sebagai agen CIA. Ia tidak mengiyakan atau menidakkan isu tersebut, hanya menyatakan ucapan seorang Clyde McAvoy merupakan informasi mentah yang tidak didukung data. Maka itu, tidak bisa dipercaya sepenuhnya.

Dia menyarankan agar para pejabat berhati-hati menyikapi hubungan dengan pihak asing. Semakin tinggi jabatan seseorang, terang dia, semakin tinggi nilai informasi yang dimilikinya dan semakin disukai agen asing.Cerita lain adalah kisah ketika Prayitno berlatih gabungan dengan tentara Diraja Malaysia. Dia menggambarkan bagaimana latihan gabungan tersebut bisa saja menjadi latihan yang menyongsong maut jika ia tidak menerapkan pola tawaf intelijennya. Pasalnya, militer negara tetangga ini memberikan informasi menyesatkan terkait dengan panjang daerah penerjunan yang sangat fatal bagi keselamatan penerjun."Kesimpulannya adalah kita memang harus lebih berhati-hati apabila berhubungan dengan Malaysia," simpulnya atas kejadian itu. (DM/M-4)

Sumber : http://anax1a.pressmart.net/mediaindonesia/MI/MI/2009/12/12/index.shtml

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun