11 Januari 2010 menjadi hari bersejarah bagi para anggota dewan yang terhormat yang duduk di kursi empuk dan ruangan berpendingin di gedung MPR/DPR, terlebih bagi para anggota Dewan Perwakilan Daerah. Simbol eksistensi DPD yang telah berdiri sejak tahun 2004 diresmikan.
Bukan perjalanan mudah untuk memasang prasasti nama DPD. Perjalanan panjang mulai tahun 2005 baru membuahkan hasil pada tgl 29 Oktober 2009 dalam rapat pimpinan MPR, DPR dan DPD yang baru dilantik pada Oktober 2009 akhirnya disepakati prasasti nama DPD bisa dipasang.
Peresmian tulisan DPD di gedung nusantara 4 kompleks MPR/DPR menandai perubahan nama pada gedung wakil rakyat yang terletak di jl gatot subroto tersebut. Gedung itu dulu dikenal dengan gedung MPR/DPR, setelah peresmian yang dilaksanakan pagi tadi jam 10.49 wib gedung itu sekarang berubah nama menjadi gedung MPR/DPR/DPD atau yang lebih dikenal dengan Gedung Komplek Parlemen Senayan.
Peresmian nama DPD tidak hanya memberi arti simbolik yang memberikan peneguhan akan keberadaan DPD, tapi juga mempunyai arti penting bagi bangsa Indonesia dimana DPD sebagai salah satu pilar lembaga legislatif diberi peran yang nyata dalam ranah kebijakan nasional terutama yang berkenaan dengan kepentingan masyarakat daerah.
Semoga prasasti DPD tidak hanya menjadi sebuah simbol belaka. Indonesia sebagai negara demokrasi harus menjaga keseimbangan politik antar daerah, etnis, suku dan agama. DPD diharapkan semakin meneguhkan eksistensinya sebagai wujud tertinggi kedaulatan rakyat.
Dengan adanya perubahan ini, bank Indonesia diminta untuk melakukan koreksi atas uang kertas seratus ribu rupiah cetakan tahun 2004. dalam uang tsb terpampang gambar Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta dengan latar belakang prasasti MPR/DPR. Latar belakang inilah yang diminta dirubah menjadi prasasti MPR/DPR/DPD.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H