Mohon tunggu...
Bernadetta Yorita
Bernadetta Yorita Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Belajar, belajar dan belajar! Tidak pernah ada kata STOP untuk belajar. Setiap detik dalam hidup ini adalah proses pembelajaran, dan tidak pernah ada kata "ahli" karena setiap waktu adalah sebuah proses perubahan ke arah yang lebih baik. Senang berada di sekeliling orang pandai dan pintar, berbagi ilmu bersama mereka.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa yang Bisa Saya Tinggalkan Selain Sebuah Karya...

2 Desember 2009   14:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:06 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Membuka kompasiana pagi tadi, mata saya langsung tertuju pada sebuah cover buku yang menarik dengan judul Intelijen Bertawaf, penulis buku tersebut sudah kita ketahui bersama, Bapak kita semua, Pak Prayitno Ramelan.

Sambil mencari nama saya di daftar hadir, teringat saya pada peristiwa beberapa minggu yang lalu. Peristiwa, dimana saya tidak sengaja bertemu dengan penulis buku tsb di pelataran Senayan City. Peristiwa yang tertanam dengan baik dalam benak saya, peristiwa yang memberi pelajaran yang berarti dalam hidup.

Pertemuan dengan Pak Pray, demikian biasa beliau dipanggil sungguh hal yang tidak diduga. Setelah kami bertegur sapa, beliau bercerita bahwa ia baru saja meeting dengan Kang Pepih dan penerbit. Beliau bercerita dengan sangat antusias sambil menunjukkan draft buku yang harus dikoreksi, bahwa ia akan menerbitkan hasil tulisan-tulisan di Kompasiana. Dalam buku tersebut selain tulisan beliau juga ada tanggapan-tanggapan dari para pembaca yang dipilih secara khusus oleh team editing. Tentulah yang masuk dalam buku tsb, tanggapan yang sangat berbobot sesuai dengan materi bahasan.

"Keren lho Rit bukunya, keren.." demikian kata beliau. Kemudian beliau menambahkan, "aku ga mau launching bukuku biasa aja, harus special beda dengan yang lain". Membaca undangan launching buku Intelijen Bertawaf, dalam hati saya berujar, "Pak Pray menepati janjinya, ia akan membuat acara peluncuran buku sangat special". Lihat saja mulai dari yang menjadi moderator, bukan nama sembarangan: Rosiana Silalahi, kita semua mengenalnya sebagai sosok seorang jurnalis tv yang cantik dan pandai. Belum lagi para nara sumber yang hadir, Pak AM Hendropriyono dan Pak Chappy Hakim, dua orang yang mempunyai nama besar di tanah air terutama dalam dunia intelijen dan angkatan udara. Ditambah penyanyi specialisasi tembang lawas akan menghibur para tamu undangan dengan suara merdu: Yuni Sara.

Pada perjumpaan yang sebentar itu, Pak Pray berkali-kali berkata, "bukunya keren.. bukunya keren banget, keren lho Rit bukunya". Dengan bodohnya saya berkata,"Pak, bapak terdengar bangga sekali akan launching buku". Dan bapak yang bersahaja ini berkata, "apa yang bisa saya tinggalkan ke cucu saya, ke keluarga saya, ke kamu dan teman-teman kompasiana jika bukan sebuah karya".

Bukan tanpa maksud beliau berkata seperti itu. Sebuah pesan moral yang sangat berharga. Benar, apa yang bisa kita tinggalkan jika bukan karya baik yang kita jalani dalam hidup ini. Jika mengumpulkan harta tentu akan abis. Akan tetapi jika karya-karya entah itu tulisan yang sarat makna hasil sebuah pengalaman dan pikiran atau perilaku baik sehari-hari pasti akan dikenang oleh orang lain dan bisa menjadi "harta warisan" bagi orang lain.

Selamat kepada Bapak Publik Kompasiana, Pak Prayitno Ramelan; semoga menjadi semangat bagi kami yang masih muda-muda untuk terus berkarya, sehingga kami juga bisa meninggalkan sebuah karya...

-yorita-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun