Mohon tunggu...
Anisa Pahlepi
Anisa Pahlepi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Geografi UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Jatuh hati pada alam dan mengabadikan keindahannya dengan kamera.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Empati dalam Berbisnis

18 April 2023   16:29 Diperbarui: 18 April 2023   16:30 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kewirausahaan sering kali dikaitkan dengan sifat-sifat seperti berani mengambil risiko, kreatif, dan penuh semangat. Walaupun demikian, ternyata ada satu keterampilan yang sering diabaikan, namun memiliki peran yang krusial dalam mewujudkan kesuksesan usaha. Keterampilan tersebut adalah empati. Empati memungkinkan wirausahawan untuk terhubung dengan konsumen. Sehingga wirausahawan dapat memahami kebutuhan konsumen, dan menciptakan produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Artikel ini akan membahas mengapa empati sangat penting bagi para wirausahawan. 

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai peran empati dalam dunia bisnis, ada baiknya untuk memahami apa yang dimaksud dengan empati. Mengutip dari artikel Forbes, skill empati adalah kemampuan untuk memahami emosi, keadaan, maksud, pikiran, dan kebutuhan orang lain (Heidi, 2014). Dengan kata lain, empati adalah kemampuan individu untuk turut merasakan apa yang orang lain rasakan. 

Wirausahawan yang sukses memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsumen mereka dan apa masalah yang mereka hadapi. Dengan menempatkan diri pada posisi mereka, wirausahawan dapat menciptakan produk ataupun jasa yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh mereka. Empati —sebuah kemampuan untuk mendengarkan, mengamati, dan mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai keinginan dan kebutuhan konsumen. Apabila kemampuan ini dapat dikuasai oleh wirausahawan, empati dapat menjadi “cheat tool" wirausahawan dalam mengembangkan bisnisnya. Para wirausahawan dapat menciptakan produk serta jasa yang memenuhi kebutuhan serta nilai nyata yang diinginkan konsumen. 

Salah satu contoh penerapan empati dalam pengembangan bisnis dapat dilihat melalui strategi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan teknologi Apple. Selama masa tahun 90-80-an, di bawah kepemimpinan Steve Jobs, Apple membuat sebuah forum pelayanan tempat pengguna Apple dapat memberikan umpan balik tentang produk yang mereka gunakan dan memberi masukan tentang apa yang mereka butuhkan dari produk yang mereka gunakan. Tak elak, bahwa forum seperti itu merupakan hal yang umum saat ini. Namun, karena konsumen dapat dengan mudah menjangkau brand tersebut melalui media sosial, strategi ini adalah hal yang revolusioner di masa-masa awal internet sebelum adanya email. 

Peluncuran forum ini membawa dampak yang besar terhadap perkembangan perusahaan tersebut hingga saat ini. Forum ini memungkinkan perusahaan untuk mengetahui dan memahami apa yang dibutuhkan konsumen dan memberikan solusinya pada mereka melalui produk yang ditawarkan. Produk itulah yang menjadi sarana penyampaian untuk perubahan dalam kehidupan orang yang dilayani. Pada intinya, produk yang mampu terhubung dengan aspirasi penggunanya dapat memberikan pengalaman yang lebih baik dan lebih bermakna. Dengan cara inilah produk tersebut berhasil dan membuat bisnis berkembang. 

Contoh tersebut adalah satu dari sekian banyak contoh keberhasilan bisnis yang menerapkan empati dalam pengembangan usahanya. Masih ada banyak contoh yang dapat diambil untuk menunjukkan betapa pentingnya empati dalam bisnis. Ini menunjukkan bahwa empati sejatinya bukanlah suatu kelemahan dalam bisnis yang kompetitif, namun sebuah aset yang amat bernilai. Dengan empati pula wirausahawan membangun kerja sama tim yang kuat. Kerja sama yang dapat menciptakan lingkungan tempat anggota tim merasa dihargai dan didukung. Dengan mendengarkan kebutuhan anggota tim ataupun pegawai dan memahami pengalaman mereka, wirausahawan dapat menciptakan budaya tempat kerja yang mendorong kolaborasi, kreativitas, dan produktivitas yang menjadi tulang belakang kesuksesan bisnisnya. 

Kesimpulannya, empati adalah kemampuan yang penting untuk dikuasai bagi seorang wirausahawan untuk membangun bisnisnya. Dengan memahami dan memberikan tanggapan yang sesuai akan kebutuhan dan perasaan konsumen maupun anggota timnya, wirausahawan dapat menciptakan produk dan layanan yang benar-benar memenuhi kebutuhan mereka dan memiliki makna tersendiri bagi penggunanya. Selain itu, dengan menumbuhkan empati dalam praktik kepemimpinan dan manajemen bisnisnya, para wirausahawan dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif dan suportif yang dapat menarik dan mempertahankan talenta terbaik. Jadi, jika Anda ingin memulai atau mengembangkan bisnis, jangan abaikan kekuatan empati sebagai pendorong utama kesuksesan.

Referensi

Heidi, N. (2014, September 9). Entrepreneurship Requires Practice: Part 1 -The Five Practice. Retrieved April 14, 2023, from forbes.com: https://www.forbes.com/sites/babson/2014/09/09/entrepreneurship-requires-practice-part-1-the-five-practices/?sh=906b771fa9ff Ross, M. (2019). The Empathy Edge: Harnessing the Value of Compassion as an Engine for Success. Kanada: Page Two.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun