Ketika "Perdamaian saat ini" di dunia  (aturan dan ketertiban) memberikan dampak yang menguntungkan bagi negara kuat, menerima "Perdamaian saat ini" berarti menerima nilai-nilai (values) negara kuat.Â
Ironisnya, perdamaian bukanlah nilai untuk menyamakan dan menyetarakan semua negara. Perdamaian terwujud ketika Negara yang lemah mengikuti (mematuhi) negara yang kuat. Itulah realita dari perdamaian yang (ironisnya) terjadi di dunia. Sebagai Contohnya mari kita lihat dua kasus di bawah.
Politik Divide et Impera
Politik Divide et Impera yang dilakukan oleh VOC terbukti efektif untuk menjadikan Nusantara sebagai daerah koloninya. Belanda masuk ke Indonesia sebagai kapal-kapal yang berdagang dna kemudian membuat suatu perusahaan  atau perserikatan konglomerasi yang disebut VOC. Riak-riak perlawanan mulai muncul pada titik ini.Â
Untuk lebih mengoptimalkan dan memonopoli jalur perdagangan dan mengeksploitasi sumber daya secara menyeluruh, VOC menerapkan Politik Divide et Impera dengan menciptakan konflik secara sosial, budaya, ekonomi dan militer. Di mana sebuah kedamaian dirusak agar kekuatan-kekuatan besar warga asli nusantara terpecah belah menjadi kecil dan mudah ditaklukan.Â
Kedamaian yang terjadi era itu bagi VOC merupkan sebuah kedamaian yang tidak membawa keuntungan baginya. Sehingga akhirnya ketika nusantara sudah melemah, mau tidak mau kita terpaksa menerima nilai-nilai dan aturan yang diterapkan oleh VOC sebagai suatu kekuatan yang kuat.
Ekspansi Jepang di Asia Timur Raya
Invasi dan kependudukan Jepang atas negara tetangga (sebelum menduduki Indonesia) yaitu semenanjung Korea dan dataran Tiongkok merupakan sebuah langkah dimana perdamaian di kawasan itu tidak menguntungkan bagi Jepang. Di mana Jepang sebagai negara yang sedang maju dan mengindustrialisasikan dirinya menjadi negara besar di Asia membutuhkan sumber daya besar-besaran.Â
Jepang melihat bahwa kekuatan di Asia terlalu western-centrism dan itu membahayakan Jepang bila terjadi perang. Terutama gerakan komunis mulai muncul dengan efek dominonya menular ke negara tetangga. Sehingga Jepang menciptakan konflik dan membelah perdamaian di sekitar semenanjung Korea untuk menguatkan posisi dirinya dari tekanan barat dan tekanan pengaruh komunis yang merajalela, dan juga menguasai sumber daya.
Serangan Jepang ke Pearl Harbor