Dia mungkin patah, tapi untuk sementara,Â
tapi itu tak mengapa.
Dia sedang berjuang untuk dirinya,
karena dia tidak mendiamkan apa yang berserakan di sekitarnya.
Dia adalah serpihan pecahan yang indah dari vas yang pecah,
yang ia satukan kembali dengan kedua tangannya.
Dan dunia kritis menilai kondisi celah dan retakannya,
sementara melupakan keindahan tentang bagaimana dia membuatnya utuh kembali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!