Budaya merupakan suatu produk yang muncul berdasarkan kebiasaan, pola pikir, nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Menurut Koentjoroningrat, kebudayaan merupakan keseluruhan perilaku dari manusia dan hasil yang diperoleh melalui proses belajar dan segalanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Setiap bangsa, negara dan masyarakat suatu daerah memiliki kebiasaan dan budayanya masing-masing. Jepang yang merupakan suatu neara kepulauan di ujung timur Asia juga memiliki satu kebiasaan unik ketika menyapa, bertemu seseorang, meminta maaf meminta pertolongan dan juga memberi hormat. Kebiasaan dan tata cara memberi hormat tersebut disebut dengan Ojigi. Bagi Pembelajar bahasa dan budaya Jepang, Ojigi merupakan salah satu hal dasar yang dipelajari dan sering dilakukan.
Cara menyapa dan memberi hormat tersebut adalah berupa membungkukkan badan. tetapi apakah hanya membungkukkan badan saja ? Dalam budaya Jepang terdapat dua tipikal cara memberi hormat, yaitu memberi hromat dengan berdiri yang disebut ritsurei dan memberi hormat dengan duduk yang disebut geirei. Tetapi Ojigi lebih dikenal dengan cara menghormat yang dilakukan dengan membungukan badan ketika berdiri. Cara melakukan Ojigi dibagi menjadi tiga jenis, tergantung terhadap bagaimana kedalaman ketika membungkuk. Mari kita simak beberapa jenis dan tata cara melakukannya.
 Cara membungkuk yang pertama adalah yang disebut dengan Eshaku, yaitu berdiri dengan tegap seperti sikap siap dalam berbaris, kemudian menundukan badan dengan tingkat condong sekitar 5-15 derajat. Cara membungkuk ini digunakan ketika menyapa dan bertemu dengan teman, kolega, seseorang yang lebih muda atau dengan seseorang yang memiliki posisi sosial dibawah kita.
 Cara Ojigi yang kedua adalah yang disebut dengan Keirei yang dilakukan dalam dunia kerja dan bisnis. Yaitu berdiri dengan tegap seperti sikap siap dalam berbaris, kemudian menundukan badan dengan tingkat condong sekitar 30 derajat dan dengan tatapan mata menghadap ke sekitar satu meter di depan kaki. Cara membungkuk ini digunakan ketika menyapa dan memberi hormat kepada mitra kerja, memasuki ruangan meeting dan tempat latihan beladiri dan kesenian dan seseorang yang lebih tua atau yang memiliki posisi sosial diatas kita. Untuk lebih memberikan kesan rasa hormat, Ojigi Keirei juga sering dilakukan dengan menaruh kedua tangan di depan perut bagian bawah.
Cara Ojigi yang peling sopan disebut dengan Saikeirei yang bermakna literal 'yang paling sopan'. Seperti namanya, cara Ojigi ini digunakan untuk memberi hormat kepada orang-orang  yang dianggap sangat penting. Ojigi ini digunakan ketika memberi hormat atau menyapa mitra kerja, tokoh-tokoh penting, meminta maaf dan juga ketika ingin meminta pertolongan akan suatu hal yang sangat serius. Cara membungkuk seperti ini dilakukan dengan berdiri tegap seperti sikap siap, dan membungkuk dengan tingkat kecondongan 45 hingga 70 derajat. Dalam situasi yang berkabung atau bersedih, Saikeirei juga kerap dilakukan dengan tetap diam lebih lama saat posisi membungkuk untuk menunjukan rasa hormat dan ketulusan dari seseorang.Â
Ojigi merupakan suatu budaya yang sudah sangat melekat pada masyarakat Jepang. Bahkan kita bisa melihat ketika seseorang sedang melakukan telepon, secara tidak sengaja walaupun tidak ada lawan bicara di depannya dia tetap sesekali akan melakukan Ojigi atau membungkukkan badan dan mengangguk-angguk. Jika sedikit diperhatikan tata cara memberi hormat seperti ini juga ada dalam budaya kita. Bagaimana, apakah teman-teman bisa mempraktikkan Ojigi ketika memberi hormat ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H