Menjadi " Tua Kerja,"  Pengabdian Kepada Masyarakat  Diluar Kelas Ala Guru Isman Masak
Bismillah,
Tidak banyak orang yang mampu tatkala diminta oleh sahibul hajat melalui musyawarah adat untuk menjadi " Tua kerja " pada pelaksanaan ritual pernikahan dan acara  perjamuan.
Memang menjabat " Tua kerja " pada acara ritual pernikahan dan acara perjamuan di kampung cukup berat, bila dibandingkan dengan menjabat  ketua panitia pelaksana di ritual acara yang sama diperkotaan.
Betapa tidak, Â segala sesuatu yang berkenaan dengan acara, Â wajib seizin Tua kerja, karena oleh sahibul hajat memang sudah " diserahkan " dan penyerahannyapun dari sahibul hajat secara resmi yang disaksikan oleh kerabat dekatnya.
Disamping itu juga harus bisa  diplomasi, berkomunikasi dengan baik,  mengerti petata petitih, wajib memahami tata cara atau adat yang digunakan, serta dapat menjawab kata-kata atau isyarat dari pihak lain, terutama pihak " Lauk bekulau " (besan).
Oleh karena itu sosok yang memiliki telenta seperti itu diera zaman  yang telah mengalami banyak  perubahan dan transformasi peradaban ini sudah menjadi " makhluk langkah."
Salah satu  yang tidak banyak atau langkah tersebut adalah sosok seorang Guru olahraga Madrasah Tsanawiyah Negeri(MTsN) 2 Manna di Suka Negeri Kecamatan Air Nipis Bengkulu Selatan Isman Masak, S. Pd. Or.
Isman, Pak guru olahraga ini biasa disapa, sudah cukup lama mengabdi di MTsN 2 Manna dan termasuk jajaran guru senior, meskipun statusnya sebagai ASN belum lama disandangnya.