Mohon tunggu...
Buyung Nurman
Buyung Nurman Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Orang biasa.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mungkinkah Pesta Demokrasi Akan Datang Ada Sesi "Makan Bersama"? (Lanjutan)

29 Februari 2024   18:10 Diperbarui: 29 Februari 2024   18:19 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasa pemungutan suara Pesta Demokrasi Pemilu  14 Pebruari  2024  yang lalu  di salah satu  TPS Kota Bengkulu. Sumber gambar: Dokumen pribadi. 

Mungkinkah Pesta Demokrasi Akan Datang Ada Sesi  "Makan Bersama"? (Lanjutan)

Bismillah,

Sesi "makan bersama" pada hari pesta demokrasi adalah sesuatu yang wajar dan bukanlah mengada-ada. Banyak manfaat dan efek positif pada pelaksanaan pemungutan suara.

Tidak sebatas mendorong agar masyarakat calon pemilih bersemangat untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS), juga dalam upaya meminimalisir angka golput.

Selain itu,  dengan adanya sesi  "makan bersama"  akan memberikan kesempatan kepada para konstituen untuk bertemu dan bercengkrama lebih lama.

Sehingga momen makan bersama tersebut dapat menjadi semacam wadah silaturahmi dan tukar menukar informasi serta diskusi kelompok terutama dalam hal tata laksana pencoblosan calon yang akan dipilih.

Di samping itu yang tak kala menariknya adalah  mereka akan datang secara bersamaan serta berduyun-duyun. Sehingga akan terpotret rasa simpati, toleransi dan kekeluargaan diantara anggota warga  yang satu dengan warga yang lainnya.

Sesi "makan bersama" ini tentu  akan dirasakan  bermanfaat lebih oleh masyarakat yang tinggal di pelosok pedesaan, dimana biasanya diantara mereka ada yang bermalam di usahanya; kebun, sawah atau ladang.

Oleh karena lokasi usahanya relatif jauh dan hendak cepat pulang untuk memberikan hak suaranya di TPS, maka tidak sempat lagi untuk sarapan atau makan pagi.

Jadi, "makan bersama" di TPS pada saat hari pelaksaan pesta demokrasi atau pemilu merupakan solusi alternatif yang harus dipikirkan oleh pihak yang berkompeten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun