Belanja "Sayuran" pada  "PSK" Apa Termasuk Frugal Living?
Sebelumnya, saya tidak menduga sama sekali jika suatu saat akan berhubungan secara langsung dengan Pedagang Sayur Keliling (PSK). Jumlah "mamang PSK" yang sering menyambangi  "emak-emak" di lingkungan tempat kediaman kami lebih dari satu orang.
Namun di pagi itu, saya rela berlama-lama menunggu kedatangan salah seorang diantara mereka untuk sekadar  belanja keperluan dapur di pagi hari itu.
Kejadian ini, lantaran isteri saya sudah beberapa pekan ini mengunjungi anak perempuan  kami yang  mengajar di sebuah sekolah menengah lanjutan pertama yang berada cukup jauh dari Kota Bengkulu serta dalam jangka waktu yang relatif lama.
Keberangkatan isteri saya ke sebuah kabupaten paling selatan Provinsi Bengkulu tersebut diantar oleh dua orang anak lelaki  kami yang lainnya dan setelah dua hari berada disana anak kami tersebut pulang lagi ke-kota Bengkulu.
Memang sebelum  berangkat, isteri saya sudah pesan  bahwa stock bahan pangan untuk lauk pauk dan sayuran cukup, kalau untuk keperluan beberapa pekan kedepan.
Oleh karena isteri saya tahu  barangkali kalau urusan belanja  saya " kurang suka," apalagi belanja untuk urusan kebutuhan dapur, mungkin " dugaan " isteri saya juga kurang suka, meskipun sekali-kali ada juga ditemani belanja.
Hal hasil setelah beberapa pekan berlalu, dan terlihat  stock  sudah menipis dan jenis yang lain sebagian sudah habis. Kendatipun agar tidak betul-betul kehabisan bahan pangan, sekali-kali anak saya belanja kepasar, meskipun dalam partai kecil.
Lantaran dua hari belakangan dikota saya pagi harinya dilanda hujan dan anak-anak sibuk dengan aktivitas kuliahnya dan yang lain sibuk dengan "simulasi pemilihan" cara mencoblos dan menghitung suara sah dan batal, akhirnya belanja untuk keperluan dapur menjadi lupa.
Jadilah akhirnya, di pagi subuh itu tatkala hendak masak, lihat sana lihat sini ditempat biasanya  bahan dapur disimpan, ternyata sudah tidak cukup dan sebagian sudah nihil.