Mohon tunggu...
Buyung Nurman
Buyung Nurman Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Orang biasa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Belungguk", Tradisi Orang Bengkulu dalam Suka dan Duka

31 Januari 2024   20:34 Diperbarui: 1 Februari 2024   08:39 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belungguk. | Sumber poto Hayu Ningrum WA grup alumni SPMA Bengkulu 84


Bismillah,

Istilah "belungguk" belakangan ini sering digunakan oleh masyarakat Bengkulu dalam perbincangan sehari-hari, baik secara verbal maupun di sosial media.

Mengingat masyarakat Kota Bengkulu tidak hanya warga "asli" melainkan juga warga pendatang yang berasal dari daerah-daerah di provinsi Bengkulu dan warga luar dari provinsi Bengkulu.

Jadi  dari kondisi heterogen itu, sehari-hari dalam pergaulan umumnya berkomunikasi menggunakan bahasa dialek "Melayu"  Bengkulu.

Bahasa "melayu" Bengkulu tersebut penggunaannya tidak hanya terbatas oleh kalangan masyarakat biasa saja, melainkan di kantor-kantor pemerintahan dan swasta para karyawannya sering terdengar berbahasa melayu Bengkulu.

Sementara itu, hampir semua "Orang Bengkulu" mengetahui dan menggunakan kata "belungguk", yaitu suatu  gerakan berupa ajakan untuk berkumpul di tempat atau lokasi yang ditentukan.

Kendatipun arti kata "belungguk"  tersebut sangat sederhana, namun memiliki makna yang dalam bila digunakan oleh teman dekat atau teman satu komunitas.

Kedengarannya halus dan santun sekali, tapi makna dibalik itu  mengandung arti yang dalam, bahwa ajakan itu sangat serius.

Sehingga seseorang yang diajak, Yuk.. atau mari kita  " belungguk ' ke rumah si anu, atau kita "belungguk" di warung kuning, maka yang bersangkutan amat sangat berat untuk tidak mengiakan.

Yang menarik dan patut menjadi perhatian bahwa kata "belungguk" ini  sudah melebar, tidak hanya pada ajakan untuk berkumpul pada acara suka, melainkan juga ajakan untuk  berkumpul pada acara duka.

Boleh jadi kedepan tradisi ini terus  berkembang dan mengakar di masyarakat, sehingga menjadi adat, sehingga siapa yang "malas belungguk" akan dapat sanksi.

Majulah kita semua. #

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun