Caleg  Kreatif,  Memadukan Metode Kampanye  Antara  Konvensional Dan Digitalisasi.
Siapa bilang kampanye caleg sepi  ?
Sesungguhnya kampanye caleg tidak  seperti yang kita duga, sepi tanpa geliat. Namun dibalik itu mereka terus bergerak, bergerilya menyambangi calon pemberi suara.
Disamping APK berupa spanduk, baliho, banner dan lain-lain yang dijaga terus agar tetap ada dilokasi pemasangan serta mengganti atau memperbarui yang rusak, juga mereka mengadakan pertemuan terbatas.
Memang jarang terlihat ada caleg yang menggelar kampanye secara terbuka dengan memobilisasi  massa  di sebuah lapangan  sambil menghadirkan seorang  artis terkenal, kecuali calegnya memang profesinya " artis " selama ini.
Boleh jadi mereka " para caleg " menganggap metodologi pengerahan massa dalam berkampanye tidak akan efektif atau bisa jadi dianggap " pemborosan ' sesuai dengan arahan " konsultan politiknya. "
Sehingga metode yang ditempuh agar efektif dan efisien ialah dengan pertemuan terbatas pada kelompok-kelompok tertentu atau door to door secara perorangan.
Jika para caleg  menggunakan metodologi tersebut, sudah sepatutnya diapresiasi karena komunikasi yang efektif harus memperhatikan  tahapan-tahapan yang dialami sasaran (calon pemilih) pada proses komunikasi.
Pada tahap pengenalan diri para caleg dan menginginkan agar jumlah yang dapat mengetahui lebih banyak, maka langkah pemasangan APK berupa spanduk, baliho, banner dilokasi-lokasi strategis adalah tindakan yang tepat.
Sedangkan pada tahap meyakinkan sasaran apa yang menjadi visi misi dan program caleg, dengan menggelar diskusi atau dialog pada pertemuan-pertemuan kelompok wajib dilaksanakan.