Mohon tunggu...
Buyunaden
Buyunaden Mohon Tunggu... Sales - trainer dan technical

hobi melukis, humoris

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Islam, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi

6 Juli 2024   09:39 Diperbarui: 6 Juli 2024   09:52 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemaparan Materi KH. Muhammad Cholil Nafis tentang Artificial Intelligence dalam agama (dokpri)

1.Industri untuk otomatisasi dan efisiensi.

Contoh: sekarang sudah tidak ada lagi penjaga tol

2.Kesehatan, membantu diagnosis dan merancang perawatan

Contoh: Dirumah sakit  mesir citiscan mengatur saturasinya, diagnosis menggunakan mesin

3.Tekhnologi informasi dan komunikasi

Contoh: Penggunaan Handphone dalam kehidupan sehari-hari

4.Keuangan, AI digunakan untuk deteksi penipuan dan manajemen risiko

            KH. Muhammad Cholil Nafis menjelaskan Artificial Intelligence menjadi titik rawan ketika dihubungkan dengan agama, jika tidak hati-hati akan menjadi kesalahan total. kenapa? pertama menjadi tidak jelas ini ilmu asalnya dari mana. Kalau ini berupa keyakinan datang nya keyakinan ini sumbernya valid atau tidak, karena kita sudah jelas sumbernya dari Rasulullah dan Al Qur'an. Penafsiran Al Qur'an kita tidak bisa sembarangan, karena memang ada jalan yang ditunjukan oleh para ulama, karena kalau ngomong sembarangan tentang Al Qur'an dan Hadist ancamannya bisa masuk neraka. Sementara Artificial Intelligence bisa menafsirkan sesuai dengan olahannya tanpa pakai sopan santun, dia bisa ramu dari berbagai tafsir, berbagai pendapat, bahkan dihubungkan dari kitab-kitab agama lain" jelasnya.

Artificial Intelligence (AI) membuka cakrawala baru karena bisa menginterpretasi dan memahami teks agama dengan mudah dan cepat yang selama berabad-abad menjadi tugas dan domain bagi ulama dan teolog, yang menghabiskan bertahun-tahun mereka untuk mempelajari dan memahami teks-teks suci.

Selain itu, KH. Muhammad Cholil Nafis juga menambahkan bahwa AI seperti google maps yang kadang benar kadang juga menyesatkan "AI ibarat google maps, tidak selalu benar, kadang kalau kita menggunakan google maps dijalan, mungkin diarahkan ke jalan yang lebih cepat, tapi bisa juga diarahkan ke semak-semak atau menyesatkan," lanjut KH. Muhammad Cholil Nafis.

KH. Muhammad Cholil Nafis menjelaskan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun