Saya hanya membayangkan, bagaimana perempuan Indonesia, semasa gaji suaminya masih kecil, ia tunggang langgang mencari untuk tarap cukup, lalu ketika ia bekerja untuk bisa menghidupi dirinya sendiri karena suami tidak lagi menafkahinya, ia dituntut untuk menutupi kebutuhan hidup yang lain. Lalu ketika ia ingin maju agar keluarganya tidak tenggelam dalam kemiskinan, ia dipukuli, dan ketika ia memutuskan untuk menitipkan anaknya pada suaminya, ia dimusuhi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!