Di dalam al-Qur'an, Surat Yusuf ayat 2, Allah SWT berfirman :
Artinya : "Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya."
Melalui ayat ini, Allah SWT dengan gamblang menyatakan bahwa al-Qur'an itu Allah turunkan dengan menggunakan bahasa Arab agar manusia khususnya orang-orang yang beriman bisa memahaminya dengan baik. Bahasa Arab sendiri merupakan salah satu bahasa yang banyak digunakan di berbagai belahan dunia. Terutama negara-negara yang berpenduduk muslim. Walaupun al-Qur'an itu berbahasa Arab, diturunkan di negeri Arab, Nabinya juga orang arab dan berbahasa arab, tetapi banyak umat manusia yang mampu membaca, mempelajari, menela'ah dan mengamalkan bahkan menghafalkan ayat-ayatnya.
Al-Qur'an merupakan salah satu mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW. Dari berbagai mukjizat yang Allah anugerahkan kepada para nabi-Nya, al-Qur'an inilah yang bertahan sampai saat ini, bahkan sampai akhir masa nanti. Sebagai mana jaminan-Nya yang diungkapkan dalam surat Al Hijr ayat 15 berikut ini :
( : )
Artinya : "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya."
Salah satu sisi kemukjizatan al-Qur'an itu, dapat kita tela'ah dari sisi bahasanya, yaitu bahasa Arab. Bahasa Arab itu sendiri merupakan bahasa yang banyak digunakan di Jazirah Arab sampai ke Asia Tengah bahkan beberapa negara di benua Afrika. Sementara itu, di belahan dunia lain, yang tidak menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resmi negaranya, tetap mempelajari bahasa Arab. Hal itu terjadi karena bahasa Arab merupakan bahasa yang dipakai di dalam al-Qur'an yang merupakan kitab suci umat Islam. Sebagian besar kitab-kitab para ulama terdahulu juga menggunakan bahasa Arab.
Adapun beberapa contoh mukjizat al-Quran dari sisi bahasa yang digunakannya, tampak dalam ayat-ayat QS. Al Lahab ayat 1-5
Artinya : "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut."
Pertama, Siapa itu Abu Lahab? Dikutip dari artikelnya yang dimuat pada bincangsyariah.com, Moh Juriyanto nama asli Abu Lahab adalah Abdul 'Uzza bin Abdul Muthalib. Dia diberikan laqab (gelar) Abu Lahab karena wajahnya yang tampan dan ketika dia marah, wajahnya akan merah menyala-nyala. Dari sini, bisa kita pahami bahwa Allah ingin menunjukkan bahwa Abu Lahab itu pasti akan dimasukkan dan dibakar di dalam api yang menyala-nyala, yaitu neraka.Â
Sebagaimana yang terdapat dalam ayat ke-3 dalam surat ini. Di sisi lain, ketika Allah ingin mencela seseorang, Allah tidak langsung menyebut nama aslinya. Allah hanya menyebutkan laqab-nya saja. Seakan-akan Allah ingin menyampaikan bahwa, janganlah kamu mencela orangnya, tapi celalah perilaku dan perbuatannya.Allah juga menggunakan fi'il madhi (kata kerja masa lampau) pada kata  dan .Â
Sedangkan kebinasaan Abu Lahab itu akan terjadi setelah ayat ini diturunkan (masa yang yang akan datang). Sekiranya Abu Lahab bertaubat lalu beriman kepada Allah SWT dan menerima Nabi Muhammad SAW, yang tak lain adalah keponakannya sendiri sebagai Rasulullah, maka tentu saja ayat ini menjadi tidak valid dan relevan lagi. Jika itu terjadi, tentu lenyaplah kebenaran al-Quran tersebut.
Kedua, ketika Allah menyebut (kedua tangan Abu Lahab), sedangkan yang dimaksud adalah Abu Lahab itu secara keseluruhan tubuhnya, jasmani dan rohaninya. Gaya bahasa ini disebut dengan majaz mursal. Dimana, disebutkan sebagian kecil, tetapi yang dimaksud adalah keseluruhannya. Kata-kata disebutkan dua kali, yaitu pada ayat kesatu dan ketiga dengan makna yang berbeda. Lahab yang pertama adalah bagian dari laqab Abdul 'Uzza yang memiliki wajah menyala-nyala, sedangkan lahab yang kedua adalah sifat dari api neraka itu yang menyala, membara
Ketiga, isterinya Abu Lahab, disebut dengan gaya bahasa kinayah (kiasan/sindiran). Isterinya disebut dengan (pembawa kayu api) yang dalam bahasa keseharian kita sering disebut dengan tukang kompor atau tukang siram bensin. Artinya, orang yang suka menyebarkan fitnah dan gosip-gosip yang tidak benar. Suka memanas-manasi keadaan, mengadu-domba dan membuat kehebohan di tengah-tengah masyarakat. Tapi, sekali lagi Allah bahkan tidak menyebutkan nama asli dari isteri Abu Lahab tersebut, Allah hanya menyindirnya dengan sebutan "pembawa kayu bakar".
Demikianlah beberapa keunikan dan ketelitian pemilihan kata, frasa dan kalimat yang Allah rangkai dalam untaian ayat-ayat al-Qur'an yang penuh mukjizat. Jadi, walaupun bangsa Arab itu sendiri merupakan bangsa yang terkenal dengan kesasteraannya sejak dari dahulu, tetapi tetap saja tidak ada dari mereka yang mampu menandingi gaya bahasa al-Qur'an. Apalagi mereka yang bukan berbahasa Arab. Inilah satu bukti kemukjizatan al-Quran dari sisi bahasa yang digunakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H