Apabila alirannya tadi terhalang oleh sesuatu yang bisa diterjangnya, maka dia akan menerjang. Sebaliknya jika air terhalang oleh sesuatu yang besar dan berat pula, maka dia akan mencari jalur alternatifnya sendiri meskipun akan berdampak buruk bagi yang lainnya.
Artinya, apabila ada seorang anak aktif, kemudian energinya tidak tersalurkan dengan baik, tentu saja dia berusaha mencari kegiatannya sendiri untuk menyalurkan energi tersebut.Â
Sasarannya bisa saja benda-benda di sekitarnya, mainannya, sabun di kamar mandi, atau bahkan dinding rumah yang baru saja dicat menjadi kanvas melukis baginya.Â
Bahkan tak jarang, barang-barang yang semestinya masih bagus justeru menjadi rusak dan hancur terberai-berai dibongkarnya. Betapa banyak pula buku-buku tulis yang diukir seperti benang kusut di setiap halamannya.
Satu hal lagi, ada pesan dari seorang dosen Psikologi Pendidikan kami dahulu. Bahwa jangan pernah menganggap seorang anak seperti orang dewasa yang bertubuh mungil.Â
Sehingga semua hukum dan ketentuan yang berlaku bagi orang dewasa, juga diterapkan kepadanya. Ini jelas sebuah kekeliruan yang sangat nyata dan mendidik dan membesarkan seorang anak.
Demikianlah, semoga kita semakin bijak dan arif menjadi orang tua. Sehingga kita tidak membonsaikan anak kita yang seharusnya bisa menjadi beringin besar di masa depannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H