Saran singkatnya begini: Kalo mau hidup sejahtera, maka STOP menabung, Perbanyaklah pengahasilan. Karena menabung hanya mempersulit diri. Penghasilan sudah pas-pasan, ee... malah harus ditabung. Kan menyiksa diri. Solusi dari pendapatan yang pas-pasan tidak lain adalah memperbanyak penghasilan
Penjelasan sedrhananya begini; Jika menabung satu hari Rp. 1000. Maka dalam satu tahun hanya akan terkumpul 36.000. Okelah, anggap dalam satu hari menabung Rp. 10.000,-. Maka dalam satu bulan hanya akan terkumpul Rp.300.000 (sama dengan 10% dari orang yang bergaji 3.000.000,-/bln). Itupun dengan catatan, jika rajin menyisihkan Rp. 10.000/hari. Kalo tidak, sudah pasti angka Rp. 300.000/bln tidak akan terkumpul.
Sampai disini kerugian menabung sudah mulai tampak. Salah satunya adalah waktu. Berapa menitkah waktu yang digunakan dari mulai meregoh uang 10.000,- dari kantong sampai masuknya uang ke dalam tabungan? Anggaplah setengah menit per hari. Jika dikali 30 hari, maka dalam satu bulan ada 15 jam waktu yang terbuang. Kerugian kedua, kenikmatan dan kebermanfaatan gaji Rp.3.000.000,- sudah berkurang menjadi Rp.2.700.000./bln. Ujung-ujungnya berharap gaji "naek"... La ia kalo "naek". La kalo "ntu" perusahaan yang ngasih gaji bangkrut, boro-boro gaji "naek", yang ada di PHK. Dapat surat PHK, stress, masuk rumah sakit, tabungan ludes deh...
Makanya muncul ajakan... Bagi yang saat ini sudah bergaji Rp.3.000.000/bln dan masih rajin Nabung. Buruan TOBAT DAH... Gaji Rp.3.000.000 cabut 10% (Rp.300.000) --lebih juga boleh-- kemudian gunakan untuk membeli keran penghasilan yang baru. Jika di konfersi pada hukum keutungan dagang yang minimal untung 30% dalam sekali transaksi, maka pertransaksi keran penghasilan itu akan mengucurkan keutungan Rp.90.000,- ke dompet kite. Laaaahhh... kalo dalam sehari ada satu transaksiiii ajja... berarti sebulan kan 30 kali transaksi. Coba kita itung; Rp. 90.000,- kali 30 transaksi. hasilnya Rp. 2.700.000,-... Kalo begini.... kita nggak perlu ngarep gaji naek apalagi takut di PHK.... begitu rumusannya... dehhhh...
Bagaimana menurut teman-teman???
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H