Mohon tunggu...
Buwana Marhenta
Buwana Marhenta Mohon Tunggu... Desainer - designer yang mencoba untuk menulis

menantang diri saya untuk menuliskan pikiran saya selama masa work form home

Selanjutnya

Tutup

Trip

Perjalanan Menuju Rumah Atsiri Indonesia

20 Juni 2022   00:31 Diperbarui: 20 Juni 2022   00:32 1620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak sekitar tahun 2021 awal memang aku sudah meilhat banyak video dan foto tentang suatu tempat wisata yang baru yang cukup memikat perhatian ku. Rumah atsiri, ternyata itulah Nama dari tempat wisata yang sering ku lihat berkeliaran di social media. Terlepas dari apa yang Rumah Atsiri sebenarnya tawarkan, aku memiliki ketertarikan tersendiri terhadap bentuk dari bangunannya yang menurutku secara pribadi memiliki keunikannya tersendiri. Lalu pada suatu waktu, aku Bersama dua temanku merencanakan sebuah perjalanan ke luar kota, namun kami bingung untuk menentukan tujuan kami. Salah satu temanku memberi ide untuk pergi ke rumah atsiri. Ia Nampak bersemangat dalam menyampaikan ide tersebut, seketika aku pun teringat dengan bagaimana aku tertarik dengan rumah atsiri, temanku juga merasa tertarik karena dia adalah seorang yang suka dengan wewangian. Tanpa berfikir lebih jauh lagi kami memutuskan untuk pergi ke tawangmangu dengan rumah atsiri sebagai tujuan utama kami.

Kami pergi menggunakan mobil, kami berkumpul pukul 8 pagi, tapi pada kenyataannya kami baru berkumpul jam 9. Lalu karena kami takut sampai di sana kesiangan atau malah kesorean maka kami langsung berangkat tanpa berlama lama lagi. Perjalanan kami terasa baik baik saja hingga di jl.solo tiba tiba google maps menyuruh kami untuk putar balik, padahal dari rute awal yang kami periksa sudah benar, tinggal lurus terus selama di Jl. Solo. Lalu kami berhenti sejenak untuk memastikan arah jalannya, karena diantara kami ber tiga tidak ada yang yakin dengan jalan menuju tawangmangu, akhirnya kami menuruti arahan google maps untuk putar balik dan keluar dari jalan nasional itu. Menyusuri jalanan sempit dengan kanan kiri persawahan, kami agak ragu untuk melanjutkan perjalanan melalui jalan itu. Tapi kami sudah terlanjur masuk terlalu jauh sehingga kami memutuskan untuk mengikuti jalan itu saja. Perjalanan dari jogja memakan waktu sekitar 3 jam.

Setelah melewati jalan jalan yang sempit di antah berantah, kami pun diarahkan untuk mengambil jalan memasuki perkampungan. Karena sudah mendekati lokasi rumah atsiri, kami pun mengikuti arahan tersebut, dengan ekspektasi bahwa rumah atsiri berlokasi di dekat perkampungan. Namun ternyata kami salah, setelah melewati perkampungan kami terpaksa melalui jalanan yang sangat curam, namun untungnya mobil yang kami pakai memadahi untuk melewati medan yang seperti itu. Setelah berhasil melewati jalanan yang curam tersebut, kami seolah olah disambut dengan pemandangan indah khas pegunungan. Kami merasa senang karena dapat melihat pemandangan indah tersebut, namun rasa senang itu tidak bertahan lama karena kami sedang berada di persimpangan dari jalan yang kami lalui, dan jalan raya yang biasanya memang digunakan untuk perjalanan menuju tawangmangu. Yang berarti bahwa jalan yang kami ambil sedari tadi adalah jalan alternatif yang disarankan oleh google maps, bukan jalan utama yang memang sering dilalui orang orang. Meskipun kecewa, kami tetap senang karena di jalan raya tersebut tetap terdapat pemandangan yang indah.

dok. pribadi
dok. pribadi

15 menit berlalu, tampilan googe maps di ponsel ku sudah menunjukan bahwa rumah atsiri hanya tinggal 500 meter dari kami. Di mobil, temanku mempersiapkan tiket yang sudah kami pesan secara online. Tiket masuk seharga 50.000, tiket masuk tersebut bukan hanya sekedar tiket masuk namun berlaku sebagai deposito dari pengunjung. Sehingga setiap pengunjung yang datang memiliki saldo awal sebanyak 50.000. saldo tersebut bisa digunakan untuk membayar berbagai aktivitas yang bisa dilakukan di dalam rumah atsiri. Sesampainya di gerbang masuk rumah atsiri kami melakukan registrasi ulang dengan menunjukkan tiket masuk. Dengan menunjukkan tiket masuk, kami sudah terregistrasi untuk masuk ke dalam rumah atsiri, penjaga di loket pun memberikan kartu kepada kami, kartu tersebut digunakan untuk melakukan pembayaran selama di dalam rumah atsiri. Saldo awal di kartu tersebut adalah 50.000

dok. pribadi
dok. pribadi

Memasuki halaman depan rumah atsiri, aku merasa kagum dengan desain bangunan yang Nampak dingin dan terlihat futuristis tersebut. Kami pun bergegas memasuki ruangan pertama, di ruangan depan kami dijelaskan mengenai sejarah singkat rumah atsiri, dan apa saja yang dapat kami lakukan selama di sana. Ada dua kegiatan yang menarik bagi kami yaitu mengikuti tour di museum rumah atsiri dan menjelajah di kebun aroma rumah atsiri. Karena kami datang sekitar jam 12 di mana matahari berada tepat di atas kepala kami, kami memilih untuk melakukan tour di dalam ruangan terlebih dahulu, yaitu adalah tour museum rumah atsiri.

Sayang kami sedikit terlambat, saat registrasi di museum kami diberi tahu bahwa tour baru saja berlangsung sekitar 10-15 menit yang lalu, sehingga kami terpaksa menunggu sekitar 30 menit untuk mengikuti jadwal tour yang selanjutnya. Tidak apa apa, kami menganggap ini sebagai kesempatan bagi kami untuk eksplor secara mandiri di rumah atsiri. Kami berjalan jalan menjelajahi sudut sudut rumah atsiri, mengagumi bangunan yang tampak futuristis itu dari dekat. Setelah Lelah menjelajah, sudah tibba waktunya bagi kami untuk menjalani tour di museum. Pada awalnya kami tidak tahu harus ber ekspektasi seperti apa. Di awal kami disapa dengan sangat ramah oleh museum guide kami.

dok. pribadi
dok. pribadi

Memasuki ruangan pertama kami dijelaskan mengenai Teknik penanaman tanaman yang unik, yaitu media tanam dibuat membentuk bola lalu digantung, dan tanaman bisa hidup dan bertumbuh dengan metode penanaman seperti itu. Lal di ruangan ke dua terdapat semacam glassware yang seharusnya digunakan untuk menyajikan contoh contoh aroma. Namun sayangnya kami datang di masa pandemic covid 19 masih menjadi permasalahan yang rumit sehingga pihak rumah atsiri tidak memberikan sample aroma di ruangan tersebut, untuk mengurangi penyebaran virus corona. Memasuki ruangan selanjutnya, ruangan ini besar. Di ruangan ini kami dijelaskan mengenai apa itu minyak atsiri, dan bagaimana perkembangan dan penggunaannya dari zaman ke zaman dan dari berbagai kebudayaan. Di sini perhatianku mulai terpikat, guide kami menjelaskan bangunan yang terbuat dari bata mmerah di tengah tengah ruangan tersebut. Bangunan itu besar, dan terlihat sudah tua. Beberapa sisi terlihat hitam karena bekas bakaran. Rupanya bangunan tersebut adalah semacamm tungku raksasa yang digunakan pada masa lampau untuk memproduksi minyak atsiri. Dari situ kami dijelaskan mengenai bagaimana cara membuat minyak atsiri.

Memasuki ruangan lain dari museum, kami dijelaskan mengenai sejarah rumah atsiri. Rupanya banguunan futuristis yang selama ini ku lihat dan ku kagumi merupakan sebuah bangunan pabrik tua sejak zaman 1950an. Diriku semakin takjub, di masa itu ada arsitek yang bisa membangun di daerah pedesaan di tawangmangu dengan bentuk yang sangat futuristis pada masanya. Bahkan hingga saat ini pun bangunan tersebut tidak terlihat seperti bangunan tua. Malah aku menduga bahwa semua itu adalah bangunan baru, hebat. Setelah dijelaskan engenai pembangunan, proses perpindahan tangan pengelola rumah atsiri dari awal hingga saat ini, kami pun dijelaskan mengenai seberapa besar potensi yang Indonesia miliki sebagai produsen minyak atsiri di dunia. Tour museum selesai, memakan waktu kurang lebih 30-50 mmenit. Setelah keluar dari museum, seluruh pengunjung kemudian diarahkan untuk menuju ke giftshop yang berisi berbagai jenis minyak atsiri.

dok. pribadi
dok. pribadi

Agak lama kami berada di giftshop untuk membau erbagai macam jenis minyak atsiri yang tersedia. Kami lupa bahwa masih ada satu kegiatan lagi yang belum kami laksanakan yaitu tour di kebun rumah atsiri. Kami bergegas menuju ke tempat registrasi, namun sayang lagi lagi kami terlambat. Tour di kebun Bersama dengan tourguidenya sudah selesai untuk hari itu, namun kalua mau berjalan jalan tanpa tourguide di kebun tersebut masih bisa. Namun memang pengalaman yang dirasakan tentu tidak akan selengkap bila tour dilakukan Bersama dengan tourguide. Tetapi tidak apa apa, kami menjelajahi kebun tersebut sendiri. Selama di kebun kami berusaha menebak naman ama tumbuhan yang ada di situ, kami juga membau berbbagai jenis tanaman dan menebak nebak aroma apa yang kami hirup. Kami juga membanding bandingkan aroma mana yang lebih enak bila dicampur dengan aroma lainnya. Dari kebun tersebut kami belajar banyak perbedaan yang jarang kami ketahui dari tanaman tanaman di sekitar kami.

dok. pribadi
dok. pribadi

Langit sudah semakin menguning, sebentar lagi rumah atsiri akan tutup. Kami bergegas berjalan ke mobil lalu meninggalkan rumah atsiri dengan perut lapar. Di dalam rumah atsiri terdapat restoran, namun kami sepakat untuk tidak makan di sana karena waktu kami terbatas, sehingga kami harus mencari makan di luar. Sebelum Kembali ke jogja, kami berjalan kearah atas dan menemukan sebuah rumah makan yang menjual sop iga, dan kami memutuskan untuk makan di sana. Perut kenyang pikiran tenang karena kami belajar banyak dari rumah atsiri, kami pun berjalan pulang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun