Mohon tunggu...
Butiran Salju
Butiran Salju Mohon Tunggu... Administrasi - Penikmat senja yang hidup di Pulau Sumatera

Gemar Membaca

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kebahagiaan Hanya Nyata Ketika Berbagi

29 Juli 2013   09:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:53 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang detik-detik kematiannya, Christopher Johnson McCandless menulis sebuah kalimat “Happiness only real when shared” di dalam sebuah bus ajaib yang ia temukan di Alaska Padang Gurun dalam sebuah liburan abadi yang sangat bermakna.

Chris seorang pemuda idealis, anti kemapanan yang memiliki cara pandang sendiri atas dunianya, ia menukar kemapanannya dalam perjalanan yang penuh lika liku dan panjang di alam liar untuk mencari kebahagiaan, selama 2 tahun.

Diakhir perjalanan dan kesendiriannya di Alaska, Chris mengalami pencerahan yang kemudian mengubah cara pandang terhadap dunianya, saat resah dan jenuh dengan kesendiran dan ingin kembali hidup normal, namun sayang keinginannya tidak pernah terwujud sampai ia meninggal keracunan saat memakan tanamanHedysarum Mackenzii yang racunnya dapat menyebabkan kematian.

Kebahagiaan, sebuah kata yang di dambakan setiap orang di dunia ini, beragam cara dan upaya serta beragam sudut pandang orang memaknainya. Setiap orang akan mencari kebahagiaannya dengan sudut pandangnya sendiri, namun disaat kebahagiaan sudah dianggap tidak membahagiakan, ternyata kebahagiaan yang ditemukan hanyalah semu dan sesaat.

Kebahagiaan abadi adalah saat kita mampu berbagi kebahagiaan dengan orang lain, seperti membagi sebuah cerita melalui sebuah tulisan dan yang tak sangat penting, tidak lupa bersyukur atas kehidupan yang telah dijalankan.

Ada sebuah dongeng lama, dimana seorang yang kaya harta ingin merasakan makanan yang sangat nikmat, ia iri dengan orang miskin, karena setiap makanan yang disantap selalu habis dan sangat dinikmati oleh orang miskin yang ia lihat walaupun makanan yang dimakan hanya makanan sederhana.

Segala makanan telah ia coba makan, makanan terenak dari negeri tetangga telah ia pesan, namun ia belum juga menikmatinya, makanan yang ia makan selalu meninggalkan sisa. Pencarian makanan ternikmatpun terus ia lakukan, hingga hartanya habis terjual dan ia menjadi orang yang miskin.

Saat ia telah menjadi orang miskin, dia tidak mampu lagi membeli makanan, dengan kondisi kelaparan ia mencoba meminta makanan kepada orang miskin yang dia iri sebelumnya, saat ia menyantap makan tersebut, ia merasakan nikmat sekali seperti yang ia cari selama ini, akhirnya dia mengetahui bahwa makanan apapun sangat nikmat bila disantap saat lapar.

Dari ceritera diatas dapat kita ambil hikmahnya, bahwa dalam menyelami kehidupan yang harus perlu kita perhatikan adalah saling berbagi dengan sesama, saling memaafkan dan saling mencintai antar sesama manusia kemudian kita bersyukur dengan apa yang dimiliki. sehingga kita dapat merasakan cahaya Tuhan yang terus menyinari kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun