Kali ini saya ingin cerita tentang nasi bakar yang dijual di pinggir jalan Doktor Wahidin Rembang.
Rasa penasaran yang mempunyai andil besar untuk berhenti dan mencoba nasi bakar ini.
Warung ini cuma sebuah warung kaki lima yang buka jam 18.00 menunggu toko tutup, karena warung ini menggunakan lahan di depan toko untuk menggelar dagangannya.
Seorang ibu dibantu dua anaknya melayani pembeli.
Ada bangku yang digunakan untuk menata nasi dan lauk pauknya
Di sebelah bangku disediakan tikar dimana pembeli bisa lesehan waktu makan.
Karena jalan Dokor Wahidin merupakan jalan yang tidak begitu ramai (waktu saya makan hanya ada satu dua mobil melintas di depan warung kaki lima ini), maka makan di pinggir jalan ini bisa mengasikkan.
Nasi bakar ini ternyata adalah nasi biasa yang dicampur dengan kuah Bumbu Bali dengan ikan yang bisa dipilih antara ayam, udang, atau teri.
Kalau mau istimewa maka bisa ayam, udang dan teri sekaligus dicampur.
Kecenderungannya masakannya sangat pedas, sehingga kalau tidak suka yang pedas pedas harus omong terlebih dahulu dengan penjualnya.
Setelah nasi dicampur rata dengan Bumbu bali dan ikannya (mencampurnya nasi, kuah bumbu bali, dan ikan ditaruh dalam satu wadah kemudian diaduk aduk sampai rata), kemudian nasi dibungkus dengan daun pisang seperti lemper atau arem arem.
Kemudian nasi tersebut dibakar, dengan bahan bakar arang
Wuih
Rasanya melambungkan sensasi
Tapi tetep saja nuansa manis mendominan sebagaimana biasa masakan di daerah Jawa Tengah.
Oh ya, ada teman untuk makan nasi berupa tahu, perkedel, dan telur puyuh, serta lainnya.
Minumannya teh hangat, es teh dan jahe hangat.
Selamat mencoba kalau pas lewat sana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H