Saat ini dan nanti, media sosial atau platform digital lainnya sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan seseorang di seluruh dunia. Boleh dikata, hampir semua manusia yang berinteraksi atau melek teknologi menggunakan media sosial.
Hanya saja, penggunaan atau pemanfaatan media sosial dalam kehidupan sehari-hari berbeda satu sama lain. Ada yang menggunakan media sosial sebagai sarana bisnis, sosial, pendidikan, politik, narsis, perjudian dan bahkan penipuan.
Sebagian lagi, menjadikan media sosial sebagai sarana komunikasi, membangun relasi, mencari jodoh, dan yang paling dominan adalah berbagi pengalaman atau sharing kegiatan sehari-hari. Tergantung motif serta cara pandang seseorang dalam mempersepsikan media sosial itu sendiri.
Aktivitas berbagi pengalaman atau kegiatan sehari-hari ini juga banyak bentuknya, mulai dari kegiatan pribadi, keluarga, saudara, tetangga, kolega, komunitas serta lain sebagainya dalam bentuk foto, video, suara atau tulisan.
Termasuk di dalamnya kegiatan sharenting yang juga banyak digemari oleh para orangtua di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Aktivitas sharenting ini terus berkembang meskipun mendapatkan banyak kritik karena dianggap menimbulkan dampak negatif terhadap psikologi anak.
Istilah Sharenting dan Perkembangannya
Secara bahasa, istilah sharenting ini merupakan hasil gabungan dari dua kata, yakni sharing dan parenting. Sharing artinya berbagi, dan parenting artinya pengasuhan anak. Dapat dikata, sharenting adalah aktivitas orangtua yang dengan sengaja membagikan informasi mengenai anak-anak mereka melalui media sosial di internet.
Baru muncul pada tahun 2010 dan terus berkembang menjadi sebuah fenomena internasional yang banyak dipraktikkan oleh para orangtua. Merujuk hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Nasional Library of Medicine (NLM), Amerika Serikat, menunjukkan bahwa sebanyak 75 persen orangtua melakukan praktik sharenting. Â
Wall Street Journal adalah yang pertama kali memperkenalkan dan mempopulerkan istilah ini ke khalayak dengan penyebutan "oversharenting", berlebihan dalam menyebarkan informasi tentang anak melalui media sosial.