Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Berebut Endorsement Jokowi dan Anies di Pilkada Jakarta

21 November 2024   17:52 Diperbarui: 21 November 2024   17:53 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ridwan Kamil Vs Pramono Anung (ilustrator: Mindra/detikcom)

Pemilihan Kepala Daerah Jakarta selalu menarik perhatian banyak orang dan menjadi pijakan politik nasional. Menarik perhatian karena hampir semua mata dapat menyaksikan dinamika Pilkada Jakarta setiap saat melalui saluran media massa dan media sosial tanpa harus pergi ke Jakarta terlebih dahulu.

Dalam artian, ada peran besar media yang senantiasa menyorot hiruk-pikuk dinamika politik DKI Jakarta dan mendistribuskannya kepada khalayak untuk dikonsumsi. Wajar kemudian bila informasi seputar Pilkada Jakarta lebih mendominasi daripada kabar Pilkada daerah Sumatra dan lainnya.

Padahal, ada 38 Pemilihan Gubernur yang dilaksanakan secara bersamaan alias serentak. Hal ini semakin menguatkan bahwa Pilkada DKI Jakarta mampu merubah lanskap politik nasional sekurang-kurangnya lima tahun ke depan.

Selain karena ibu kota negara yang menjadi pusat kegiatan pemerintahan, Pilkada Jakarta juga jadi pusat perpolitikan di mana para kandidat dan pemenang Pilkada nantinya bisa berpeluang mecalonkan diri sebagai calon presiden dan atau wakilnya.

Bagi partai politik, DKI Jakarta merupakan pusat kekuatan serta bisa jadi penentu kemenangan partai secara nasional. Sebab, menguasai Jakarta berarti menguasai Indonesia, dalam artian menguasasi jantung politik nasional.

Artinya, memenangi kontestasi Pilkada Jakarta merupakan sebuah keharusan bila ingin maju di Pemilu 2029 mendatang, sebab gubernur Jakarta terpilih nantinya akan terus disorot oleh media, sehingga semakin popular dan dikenal masyarakat secara luas.

Dua nama tokoh berhasil menjadi calon presiden, Joko Widodo dan Anies Rasyid Baswedan. Keduanya merupakan mantan gubernur DKI Jakarta dengan periodesasi berbeda. Jokowi lebih awal, dan beliau ditakdirkan menjadi presiden republik Indonesia dua periode. Sementara pak Anies tidak terpilih sebagai pemenang Pilpres tahun 2024.  

Kini, kedua mantan gubernur DKI Jakarta tersebut muncul kembali di tengah sengitnya Pilkada Jakarta. Baik Jokowi maupun Anies sama-sama hadir menggunakan kepopulerannya sebagai mantan pejabat tinggi negara untuk mendukung salah satu paslon. Konon, Jokowi mendukung pasangan RK-Suswono, dan Anies mendukung pasangan Pram-Doel.

Endorsement Politik Jokowi dan Anies

Political endorsement atau dukungan politik dari tokoh berpengaruh dan terkenal adalah salah satu dari sekian banyak cara untuk menaikkan citra, meyakinkan pemilih, meningkatkan public trust dan menambah elektabilitas seorang kandidat tertentu untuk memenangkan kontestasi.

Hal ini lumrah dilakukan, mengingat masyarakat Indonesia sebagian besar masih cenderung melihat serta mendengar sosok figur semisal tokoh agama dalam memberikan dukungan atau menentukan pilihan politik mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun