Ketika dua warna (merah putih) ini dipakai sebagai nama kabinet pemerintahan harapannya sama dengan makna filosofisnya, berani dan bersih. Substansinya, terdiri dari para pemberani, patriot, nasionalis, jujur, bersih, profesional dan berkualitas dalam bekerja untuk kepentingan bangsa dan negara.
Simbolik Merah Putih
Manusia membentuk makna melalui proses komunikasi, dan manusia bertindak berdasarkan makna atau simbol yang diberikan orang lain kepada mereka, begitu menurut Goerge Herbert Mead dan Herbert Blumer dalam teori Interaksi Simboliknya.
Termasuk kabinet Merah Putih yang merupakan buah pikiran dari Prabowo Subianto selaku pimpinan kabinet sekaligus presiden republik Indonesia. Nama tersebut dapat diinterpretasi menggunakan teori interaksi simbolik dengan cara mengidentifikasi simbol-simbol, narasi, interaksi dan persepsi publik yang dibangun oleh pemerintah.
Pertama, simbol merah putih. Warna merah dan putih merupakan salah satu simbol negara Indonesia yang dikenal dengan Sang Saka Merah Putih. Secara historis, dua warna ini memang melambangkan keberanian, kemurnian, kepahlawanan, patriotisme, nasionalisme. Cerminan kedaulatan, kemandirian dan eksistensi negara Indonesia.
Sebutan kabinet Merah-Putih hendak memberi kesan bahwa mereka adalah pemerintahan yang kuat, berani, berdaulat, melayani, mengayomi, bersih, jujur dan profesional. Kabinet ini hadir bukan hanya sekadar memerintah, tapi juga sebagai wakil sekaligus pelindung bangsa.
Kedua, menciptakan narasi. Setelah membentuk kabinet Merah Putih, presiden Prabowo lalu melakukan serangkaian kegiatan penting semisal rapat kabinet, menerima tamu kenegaraan, kunjungan dan terakhir pembekalan para menteri di Magelang.
Ini semua merupakan narasi yang dibangun oleh kabinet Merah Putih supaya terkesan selaras dengan nama kabinetnya. Kita dapat menyaksikan bagaimana arahan presiden Prabowo saat beliau memimpin rapat kabinet tersebar begitu masif, termasuk juga kegiatan pembekalan para menteri di Magelang semakin menegaskan mereka berani, solid, dan berintegritas. Â Â Â Â
Ketiga, membangun interaksi. Sebagaimana asumsi awalnya, bahwa makna itu diciptakan, dimodifikasi melalui interpretasi dan interaksi antar manusia. Dalam artian, interaksi kabinet Merah Putih dengan publik, media dan politisi selama ini memang sedang dan terus akan membentuk pesan positifnya.
Misalnya menyimbolkan anggota kabinet sebagai pejabat yang berani, jujur, tegas, merakyat, cerdas dan lain sebagainya sehingga menambah atau mengubah makna simbolik kabinet di kalangan masyarakat dari negatif ke positif, menutupi isu-isu terkait sebagian anggota kabinet yang dianggap kurang kredibel dan kompeten dibidangnya.
Transformasi Makna dan Nilai