Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pilkada dalam Sorot Media

11 Mei 2024   20:29 Diperbarui: 19 Mei 2024   01:57 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sorot Media Sosial | pixabay.com/muhamed hassan

Pilkada, merupakan bagian penting dalam sistem demokrasi Indonesia. Sekaligus momentum bagi masyarakat untuk memilih pemimpin berintegritas serta berkualitas mereka di tingkat lokal.

Sebagian menamainya dengan istilah "Pesta Rakyat," karena masyarakat terlibat secara aktif dalam proses demokratis berupa perpindahan kekuasaan dari penguasa lama ke baru dengan menentukan pilihan pemimpin mereka masing-masing.

Pendeknya, Pilkada merupakan "Pesta Rakyat" yang mencerminkan kegemberiaan, persatuan dan kebebasan masyarakat dalam menentukan masa depan daerah mereka.

Gembira karena akan memiliki pemimpin baru. Bersatu, melangkah bersama mewujudkan keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan semua elemen bangsa tanpa ada intervensi dari siapapun.

Boleh dikata, Pilkada adalah sarana menguatkan pesatuan sesama anak bangsa, wadah untuk aktualisasi gagasan dan karya sekaligus cerminan kedewasaan seseorang dalam menyikapi ragam dinamika politik yang ada.

Tentu, pesta ini harus dipersiapkan dengan baik serta matang supaya berjalan sesuai rencana dan dapat dinikmati oleh segenap masyarakat. Laksanakan secara Langsung, Umum, Bebas, Rahasia berdasarkan prinsip kejujuran serta keadilan.

Pilkada harus membuat semua orang gembira dan bahagia. Gembira karena mereka mampu menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani, bahagia karena mendapatkan pemimpin yang bijaksana, kompeten dan berintegritas.

Mengantisipasi Terjadinya Pilkada Curang

Tak semua pesta itu asyik dan menggembirakan, justru sebaliknya ada yang menyengsarakan. Pilkada sebelumnya patut menjadi pembelajaran bahwa proses demokratis ini penuh dengan persekongkolan jahat beberapa kelompok orang.

Pilkada penuh tipu daya, karena semua cara digunakan untuk meraih kursi kekuasaan. Tentu, tidak semuanya, akan tetapi di setiap momen pilkada pasti ada sebagian oknum yang sengaja melakukan kecurangan.

Faktanya, beberapa bahkan ada yang dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi, pemilu ulang dan diskualifikasi paslon tertentu sebab terbukti menang dengan cara curang. Termasuk juga para penyelenggara yang turut menjadi bagian dari kelompok curang tersebut.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun