Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Di Balik Beratnya Tugas Saksi Pemilu, Ada Kemuliaan Menunggu

13 Februari 2024   13:53 Diperbarui: 13 Februari 2024   13:58 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana penghitungan suara di KBRI Kopenhagen, Denmark, pada Rabu (17/4/2019) | KBRI Kopenhagen 

Pertama, melakukan patroli pengawasan di wilayah TPS rawan. Kedua, melakukan koordinasi dan konsolidasi kepada pemangku kepentingan terkait. Ketiga, mensosialisasi dan pendidikan politik kepada masyarakat. Keempat, berkolaborasi dengan pemantau pemilu dan pengawas partisipatif. Kelima, menyediakan posko pengaduan masyarakat di setiap level.

Lembaga independen berikut para tokoh nasional turut ambil bagian dalam menyuarakan dan mencegah terjadinya kecurangan selama proses pemilu kali ini berlangsung. Mereka tidak rela bila proses demokrasi ini dikotori kecurangan yang dilakukan orang-orang haus kekuasaan.

Saksi sebagai Kunci Berjalannya Demokrasi

Ramai-ramai kontestan pemilu menyerukan semua pendukungnnya untuk mengawal proses pemilu supaya berjalan lancar tanpa ada kecurangan. Bahkan, mereka menyeru seluruh rakyat Indonesia agar bersama-sama menjadi saksi saat pemungutan suara nanti.

Mengapa rakyat harus jadi saksi saat pemungutan dan penghitungan suara? Pertama, peserta pemilu nampaknya kurang percaya diri terhadap kekuatan timnya, sehingga mereka mengajak rakyat ikut membantu mengawal suara mereka.

Lemahnya kekuatan saksi menjadi salah satu penyebab terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh oknum tertentu seperti pencurian atau penjualan suara. Pada akhirnya, bisa merugikan kandidat tertentu dan mencederai demokrasi.

Kedua, pemungutan dan penghitungan suara merupakan waktu paling rawan terjadinya upaya kecurangan, sehingga dibutuhkan saksi yang siap mengawal proses pemungutan suara hingga penghitungan suara tuntas untuk memastikan tidak ada kecurangan.

Dapat diartikan, menjadi saksi berarti bertarung melawan pelaku curang itu sendiri dan siap menerima konsekuensi apapun, termasuk intimidasi fisik. Sehingga dibutuhkan keberanian, kekuatan otak bahkan otot dari para saksi pemilu.

Nah, bila demikian adanya maka menjadi saksi pemilu, baik karena tugas atau inisiatif sendiri merupakan tanggung jawab moral untuk memastikan kualitas demokrasi benar-benar sesuai dengan harapan semua orang.

Berat dan Mulianya Menjadi Saksi Pemilu    

Menjadi saksi pemilu merupakan tanggung jawab yang sangat berat namun juga mulia. Berat karena memang harus melawan para pencoleng yang hendak mengotori proses demokrasi. Mulia, sebab ikut serta dalam menjaga integritas pemilihan umum, memastikan pemilu tanpa ada kecurangan sedikitpun.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun