Informasi berisi data dan fakta ini mampu membuka hati serta pikiran banyak orang, termasuk kita, untuk senantiasa menjaga lingkungan dari sampah atau limbah domestik. Boleh dikata, Indonesia sebenarnya sedang mengalami darurat sampah dan harus segera berbedah.
Indonesia, dengan segala keanekaragaman alam dan manusianya memang butuh upaya serius untuk melindungi lingkungan dari dampak negatif limbah domestik. Â Â
Saya meyakini, literasi mengenai lingkungan merupakan kunci menyelesaikan permasalahan ini. Sebab, dari literasi ini dapat diketahui langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan agar bisa menjaga lingkungan dari limbah domestik. Â Â
Langkah Sederhana Menuju Keberlanjutan
Berbekal secuil pengetahuan, upaya menjaga lingkungan dari sampah domestik saya lakukan dan mulai dari diri sendiri beserta keluarga di rumah. Sederhana, tetapi berdampak signifikan bagi kelestarian lingkungan hidup sekarang dan nanti.
1. Penggunaan Detergen Ramah Lingkungan
Langkah pertama dalam upaya menjaga lingkungan dari sampah domestik adalah dengan beralih menggunakan deterjen ramah lingkungan. Ini kami lakukan setelah membaca beragam literatur, seperti kandungan bahan kimia pada deterjen dan dampak buruknya bagi lingkungan baik di tanah maupun di air.
Limbah domestik mengandung kimia bila dibuang di permukaan tanah dapat mempengaruhi tingkat keasaman tanah yang berdampak pada penyerapan unsur hara serta pertumbuhan tanaman. Begitu pula bila dibuang di air semisal sungai akan merusak tanaman dan binatang yang hidup di dalamnya. Â Â Â
2. Pemilahan Sampah Organik dan Anorganik
Berikutnya, pemilahan sampah organik dan anorganik. Seperti jamak diketahui dan jumpai di tempat-tempat umum, tempat sampah dengan warna berbeda bertuliskan sampah organik dan organik. Ini termasuk bagian dari upaya pemerintah dalam mengurangi, mengelola serta mengedukasi masyarakat terkait pentingnya merawat lingkungan.
Kami terapkan pola ini di rumah dengan cara memilah sampah organik seperti bekas makanan sayuran, dedaunan dan buah-buahan, lalu mengolahnya menjadi pupuk organik. Sampah anorganik seperti plastik, besi, botol, kaca, kain dan alat-alat elektronik dipilah dan kumpulkan menjadi satu untuk kemudian dibuang dan atau dijual.