Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Literasi dan Aksi, Langkah Sederhana Menuju Lingkungan Bersih

4 Februari 2024   18:08 Diperbarui: 4 Februari 2024   18:14 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar jenis limbah domestik organik | iStockphoto.com/maerzkind

Beberapa waktu lalu, jagad maya sempat heboh setelah Pandawara Group menobatkan Pantai Cibutun Loji Sukabumi sebagai pantai terkotor nomor 4 di Indonesia. Heboh karena menuai protes dari masyarakat sekitar atas penobatannya.

Padahal, seharusnya mereka mendapatkan apresiasi atas kepeduliannya terhadap kebersihan lingkungan. Langkah serta cara mereka merupakan aksi nyata menjaga lingkungan dari limbah domestik sekaligus upaya mengedukasi masyarakat supaya sadar kebersihan dan senantiasa merawat lingkungan.

Saya kemudian terusik bukan hanya setelah memperoleh informasi mengenai jumlah pantai terkotor di Indonesia, namun tatkala mengetahui 12,7 juta metrik ton plastik masuk ke laut setiap tahun dan Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik terbanyak kelima di lautan sebagaimana dilaporkan World Population Review yang dikutip Indonesiabaik.id

Lebih terusik lagi, berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan 35,83 juta ton timbulan sampah sepanjang 2022.

Keterusikan itu kemudian menggerakkan saya untuk melakukan langkah sederhana, memulai perubahan dengan cara merawat lingkungan. Iya, bagaimanapun bumi adalah tempat tinggal kita dan merawat serta melindunginya adalah kewajiban bersama. Sekecil apapun bentuknya perubahan harus dilakukan, dan dimulai dari kita sendiri.

Memperkuat Literasi tentang Limbah Domestik

Terus terang, saya awalnya juga belum mengetahui cara melindungi serta merawat lingkungan dari limbah atau sampah. Saya hanya bertanya pada diri, mengapa orang gemar membuang sampah sembarangan? Dari sinilah kemudian muncul inisiatif mencari tahu melalui internet dengan membaca artikel dan menonton video dari kanal terpercaya.

Saya masih ingat website pertama yang saya kunjungi adalah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia, dan sampai saat ini juga masih terus saya jadikan rujukan informasi mengenai lingkungan dan kehutanan. Ada juga lainnya, seperti Greenpeace, Hijauku Mongabay, Greeners, Beritalingkungan, Foresteract, Walhi dan sebagainya.

Dari sini saya dapat informasi mengenai jumlah sampah di Indonesia setiap tahunnya yang dikeluarkan langsung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH), mulai dari timbulan, pengurangan, penanganan hingga pengelolaan sampah secara nasional. Termasuk juga komposisi sampah berdasarkan jenis dan sumbernya.

Misalnya, dari segi jenisnya mayoritas timbulan sampah nasional pada 2022 berupa sampah sisa makanan sebesar 40,7%, kemudian sampah plastik 18%, kayu/ranting 13%, kertas/karton 11,3%, logam 3%, kain 2,6%, kaca 2,2%, karet/kulit 2,1%, dan sampah jenis lainnya 7,1%.

Sebanyak 38,4% timbulan sampah nasional berasal dari rumah tangga, kemudian dari pasar tradisional 27,7%, perniagaan 14,4%, kawasan komersial/industri 6,2%, fasilitas publik 5,4%, perkantoran 4,8%, dan sumber lainnya 3,2%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun