menikah, dia lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah bersama sang isteri. Padahal, sebelumnya (sebelum menikah) dia termasuk pemuda yang selalu keluyuran bersama teman-temannya dan sangat jarang berada di rumah. Bahkan, ketika keluar rumah, dia memilih bersama isteri ketimbang teman-temannya.
Seorang pemuda tetiba berubah setelahKisah sebaliknya terjadi pada pengantin lama, ketika awal-awal menikah sang suami memang kerap menghabiskan waktu bersama isteri di rumah. Namun, setelah beberapa tahun lamanya sang suami lebih sering ke luar rumah dengan beragam alasan. Konon, ia lebih memilih jumpa dengan teman-temannya daripada keluar membersamai keluarga tercinta.
Apakah semua rumah tangga demikian sama dinamikanya? Jawabannya, tidak semua. Kasus pertama memang jamak kita jumpai, namun tidak sedikit kasus sebaliknya terjadi. Meskipun sudah menikah dan memiliki tanggungjawab baru sebagai seorang suami atau isteri, nyatanya masih banyak yang kembali pada kebiasaan buruk sebelum dia menikah.
Begitu pula dengan kasus kedua, tidak semua pengantin lama, baik suami maupun isteri punya kecenderungan mengabaikan keluarga di rumah. Lebih banyak pasangan yang mengutamakan kepentingan keluarga ketimbang kolega, kecuali mungkin untuk urusan pekerjaan dan ini pasti juga demi keluarga, bukan karena bosan lalu mencari pelampiasan di luar.
Sebagian dari kita mungkin bertanya, mengapa bisa seperti itu dan bagaimana caranya? Orang yang sebelumnya "nakal," suka keluyuran, banyak hidup di tongkrongan, pergaulan bebas dan lain sebagainya tetiba kebiasaannya ini berubah total. Begitu pula orang yang awalnya begitu setia pada pasangan dan keluarga tetiba mencari kesenanganan di luar.
Sumbernya satu, baik kasus pertama maupun kedua, penyebab utamanya adalah ketenangan itu sendiri. Pertama mendapatkan ketenangan ketika bersama pasangannya, kedua kehilangan ketenangan yang bersumber dari pasangannya. Ya, kalau sudah merasa tenang serta nyaman untuk apa keluyuran, dan orang yang tidak tenang pasti mencari ketenangan. Â Â Â
Merasa Tenang Bersama Pasangan
Memang, menikah atau lebih tepatnya pasangan hidup kita itu menghadirkan ketenangan dan salah tujuan pernikahan memang mendapatkan ketenangan. Menurut penelitian orang yang sudah menikah mendapatkan kepuasan hidup lebih 25% daripada orang yang belum menikah. Artinya, pernikahan mampu mendatangkan kebahagiaan dalam hidup kita.
Selain itu, banyak juga penelitian menemukan bahwa orang yang sudah menikah lebih sehat secara fisik dan psikologis daripada orang yang belum menikah, sehingga mereka bebas dari rasa stres serta bisa hidup lebih lama. Bahkan, hasil penelitian mengemukakan bawah orang yang sudah menikah memilik kecepatan berjalan lebih tinggi ketimbang single.
Selain itu, pasangan bagi orang yang sudah menikah akan menjadi tempat bersandar sekaligus menghilangkan semua kepenatan hidup bersama orang yang disayanginya. Mereka juga bisa lebih intim dan tidak merasa kesepian. Dengan menikah, mereka tidak perlu merisaukan hal-hal yang sering dikhawatirkan oleh pasangan yang belum menikah.
Pada intinya, ketika seseorang sudah menikah dan memiliki pasangan hidup niscaya akan lebih tenang, tenteram, damai dan nyaman dalam hidupnya. Sudah ada tempat untuk menyalurkan hasrat biologisnya, mencurahkan segala bentuk permasalahan, menjaga seseorang dari segala bentuk perbuatan yang mencelakakan, seperti free sex dan lain sebagainya.