Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Black Campaign, Jalan Pintas Mendongkrak Elektabilitas

26 Desember 2023   06:47 Diperbarui: 26 Desember 2023   07:16 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benarkah kita mendukung si-A karena informasi yang kita peroleh adalah kebaikannya atau membenci si-B dan C disebabkan oleh terpaan berita yang menyesatkan? Pertanyaan ini tentu dijawab sendiri karena masing-masing kita memiliki alasan tersendiri. Perlu diingat, informasi itu bukan hanya bersumber dari media massa dan media sosial, tapi juga orang-orang sekitar yang membawa informasi entah benar atau salah lalu kita nalar dan kita jadikan pijakan dalam mengambil keputusan serta tindakan, benci atau suka.

Praktisnya, black campaign (kampanye hitam) merupakan penciptaan sekaligus penggiringan errors in reasoning, kesalahan dalam penalaran, dalam rangka memenuhi tujuan sesaat yakni mendapatkan simpati, menaikan elektabilitas dan mendulang suara di hari pencoblosan nanti. Jadi, ketika kita terus menerus dijejali informasi bias dan menyesatkan, lambat laun terbentuk kesalahan penalaran atau pertimbangan. Misalnya, kita acapkali mendapatkan informasi atau berita keburukan kandidat tertentu, maka informasi inilah yang akan membentuk pikiran kita dan pada akhirnya menjadi pijakan dalam mengambil tindakan.

Apakah bisa kampanye hitam mendongkrak elektabiltas kandidat tertentu? Jawabannya bisa, bahkan sangat bisa. Sebab, menghancurkan karakter serta nama baik seseorang itu sangatlah mudah dan cepat, dibandingkan dengan membangun reputasi atau rekam jejak kebaikan, dan hal seperti ini sudah banyak contohnya. Orang besar, tokoh nasional, terkenal dengan karya serta kontribusi kebaikannya bagi banyak orang, namun karena ia melakukan satu kesalahan yang diketahui oleh lawannya, dibunuh karakternya lalu selesai.   

Tentu dengan catatan, kampanye hitam ini akan berhasil bila dilakukan secara terorganisir, sistematis, dan massif dari atas sampai bawah. Sebagaimana sebuah ungkapan mengatakan, "Kejatahan yang dilakukan secara terorganisir akan mengalahkan kebaikan yang amburadul," serta "Kebohongan yang disampaikan secara terus-menerus akan dianggap sebagai sebuah kebenaran." ini rumus dalam menggunakan kampanye hitam.

Sekali lagi, kampanye hitam ini hanyalah jalan pintas untuk mendongkrak elektabilitas. Hanya kandidat penakut dan pecundang, ingin menang tapi dengan cara curang yang menggunakan kampanye hitam. Bila hendak mengetahui secara langsung, cobalah masuk ke belantara media sosial, cari informasi atau berita politik, lihat kolom komentarnya dan anda akan menyaksikan segala bentuk keburukan mencoba menindih atau menutupi kebenaran.

Kita perlu mengawal, siapapun dari ketiga paslon presiden dan wakil presiden yang melakukan cara-cara tidak beradab ini harus kita lawan. Jangan biarkan kampanye hitam mengotori pesta demokrasi kita. Lebih penting lagi, pastikan kita bukan termasuk bagian dari kubu yang turut serta menghalalkan segala cara, tenggelam dalam kebencian seiring dengan terbenamnya akal sehat kita dan berbangga ketika berhasil menyakiti lawan. Jalan pintas memang terasa lebih cepat, tapi belum tentu mampu mendongkrak elektabilitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun