Mohon tunggu...
Bustanil Ilmi Agustin
Bustanil Ilmi Agustin Mohon Tunggu... Guru - Beginner

Seorang guru bahasa sekaligus mahasiswi pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Berobat di Poli Eksekutif RSUD Jombang

27 Februari 2024   21:35 Diperbarui: 27 Februari 2024   21:38 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Ternyata belum banyak yang tahu bahwa saat ini di RSUD Jombang, sudah ada yang namanya Poli Eksekutif -termasuk saya. Kalau tidak salah, poli ini sudah dibuka sejak dua tahun yang lalu. Poli ini terletak di bagian belakang RSUD Jombang. 

Hari ini adalah kali ke 3 saya mengunjungi poli eksekutif untuk mengantarkan ayah saya berobat. Sebulan yang lalu, ayah saya terkena stroke dan harus menjalani rawat inap. Kebetulan kamar tempat ayah dirawat berdekatan dengan poli eksekutif -istana pandawa.

Setelah diperbolehkan pulang, ayah saya diharuskan kontrol secara rutin di poli saraf depan. Kondisi ayah saya waktu itu masih belum bisa berdiri dan lemas.  Melihat antrian di poli saraf depan yang penuh dengan pasien, akhirnya saya memutuskan untuk mendaftarkan ayah ke poli eksekutif. 

Pendaftaran di poli ini dilakukan H-1 sebelum kunjungan dengan menyertakan pengantar/rujukan dari faskes pertama. Bagi pasien BPJS seperti ayah saya, dikenakan biaya tambahan sebesar Rp. 200.000. Tapi menurut saya ini cukup worth it dibandingkan harus mengantre di poli saraf depan seharian -belum termasuk pengambilan obat. Biasanya untuk kunjungan kesini dijadwalkan pada siang hari. 

Fasilitas dan pelayananan di poli ini memuaskan. Kursi di ruang tunggunya empuk dan nyaman, perawat dan dokternya sangat baik dan ramah, pasiennya juga tidak banyak. Saya bisa memilih dokter spesialis yang diinginkan. Kalau di poli saraf depan biasanya random, kadang dapat dokter A, kadang dokter B, sesuai kursi mana yang kosong, jadi kurang leluasa untuk berkonsultasi. 

Di poli eksekutif, setelah berkonsultasi dengan dokter, nanti obatnya akan datang sendiri, diambilkan oleh perawat. Jadi kita tidak perlu menunggu lama. Disini juga terdapat terapi TMS (Transcranical Magnetic Stimulation) yang direkomendasikan bagi penderita stroke. Cara kerja terapi ini dengan menstimulasi saraf otak melalui kulit kepala. Hanya saya kita diharuskan membayar sebesar Rp. 300.000 untuk sekali terapi. 

Karena ingin ayah saya lekas sembuh, akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar paket TMS selama 5 hari.  Alhamdulillah di hari kedua terapi, ayah saya sudah bisa berdiri. Semoga nanti di hari kelima ayah saya sudah bisa berjalan tanpa menggunakan bantuan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun