Mohon tunggu...
Busroni Wongsodimejo
Busroni Wongsodimejo Mohon Tunggu... wiraswasta -

Local made, fragile, low explosive..\r\nPls, handle with care!\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

X Factor, Singing Contest yang "Nyebelin"

26 Februari 2013   05:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:41 1524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

X-Factor : Singing Contest yang 'Nyebelin'

" Kamu itu nyebelin ". Begitu kata kata yang keluar dari mulut salah satu juri Anggun Cipta Sasmi, penyanyi wanita yang juga berkarir di luar negeri itu ( sorry aku agak alergi dengan frase 'go international ' ). Kalimat itu dia lontarkan sesaat setelah Fatin Shidqia Lubis menyelesaikan lagu 'Diamonds' nya Rihanna pada ajang X Factor lebih dari seminggu yang lalu. Kata 'nyebelin' yang dimaksud Anggun justru adalah pujian untuk kualitas vokal yang luar biasa dan berkarakter dari gadis berjilbab ini. Anggun 'makin sebel' ketika dia mendapati Fatin yang masih berusia 16 tahun itu tidak pernah ikut les vokal untuk memoles suara nya yang 'wow ' itu. Pantas aja Anggun 'ngiri' dengan bakat Fatin yang merupakan 'bawaan orok' itu. Ketiga juri lainnya adalah Ahmad Dhani, Bebi Romeo dan Rossa tampak mengamini koleganya tersebut.

Sejujurnya saya sudah tidak begitu tertarik pada kontes nyanyi model beginian sejak kualitas pemenangnya pas pasan dan hanya berakhir sebagai pemain sinetron. Meski beberapa ada yang berkarir di industri musik tanah air. Ketika pertama kali secara tidak sengaja melihat tayangan acara X-Factor masih di babak audisi saya tidak berkesan sama sekali. Kawan saya yang pegang remote control 'memaksa' saya melihatnya dan saya berkeyakinan acara ini akan seperti kontes idol yang lain. Saya termasuk telat mengikuti acara ini karena mulai nonton ketika sudah memasuki babak final yang menyisakan 13 finalis.

Terus terang saya nonton juga karena faktor Fatin yang fenomenal di babak audisi dan kehebohannya di media sosial membuat saya penasaran untuk melihatnya. Saya pun melihat penampilan lugunya di Youtube dan ikut mengagumi kualitas vokalnya. Dan saya pun akhirnya kembali nonton acara idol idolan lagi setelah lama saya tinggalkan. Dan kali ini remote control dalam kekuasaan saya. Dan Jum'at malam beberapa minggu lalu saya juga lihat acara tersebut meskipun tidak sampai selesai karena durasi siaran yang sangat lama 3 jam lebih.

Sebelum memasuki dan selama fase final para kontestan yang lolos mendapat 'gemblengan' dari para mentor yang mumpuni di industri musik yang dikoordinasi para juri. Dalam masa gemblengan para kontestan mendapat polesan dari olah vokal, penguasaan panggung, koreografi, pemilihan lagu hingga busana. Singkatnya mereka diubah dari penyanyi kamar mandi menjadi penyanyi panggung. Sebenarnya semua kontes idol idolan sebelumnya juga melalui fase karantina ini. Namun di X Factor punya nilai lebih karena keterlibatan juri sebagai mentor sehingga terjadi juga 'persaingan sehat' antara para juri untuk meng 'up grade' kontestan binaannya. Beberapa lokasi gemblengan di resort yang indah menambah sisi hiburan acara ini.

Secara umum para kontestan yang lolos ke babak final semuanya pantas manggung di sana. Meski begitu tetap saja ada beberapa kontestan yang 'nyebelin' selain Fatin. Agus Haviludin menurut saya punya karakter vokal yang 'laki'. Saya ikut terkesan ketika dia membawakan lagunya Seal ' Kiss From a Rose ' yang sangat powerful. Sementara Shena yang mengeksplorasi vokal jazzy nya menjadi lintas genre yang asyik. Kemampuan dia mengaransemen lagu menjadikannya berpotensi menjadi entertainer bukan hanya singer. Berikutnya Isa Raja yang keren juga dan beberapa finalis yang walau menurut saya tidak 'nyebelin' tapi tetap menghibur.

Bagi saya sendiri komposisi juri X Factor adalah yang terbaik dibanding kontes kontes idol sebelumnya. Komentar komentar mereka dan interaksi spontan antar mereka cukup menghibur dan 'nyebelin' juga. Celotehan yang sebenarnya 'out of topic' kadang malah jadi guyonan segar. Hubungan 'emosional' yang terjalin antara juri sebagai mentor dan para kontestan yang jadi muridnya menjadikan salah satu drama yang menarik. Namun mereka relatif tetap obyektif dalam penilaian. Dan Jum'at malam lalu perasaan emosional Anggun terpancar ketika kehilangan salah satu 'brondong' nya yaitu Dicky Adam. Terlepas dari sisi bisnis dari ajang tersebut RCTI memang jagoan dalam acara model beginian....

Semoga tulisan ini 'nyebelin' hehe.....

Salam sebel,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun