Di tepian sungai Rivoli, Adam menghisap pipanya syahdu. Tidak seperti biasanya, malam ini panda kurus itu duduk dan menatap bintang tanpa teropong dan peta bintangnya. Dia hanya menengadah langit dan menerawang jauh ke utara. Tak jauh dari tempatnya duduk Sungai Rivoli mengalir tenang menuju laut Adrozen, beberapa kali terlihat sekoloni kodok melompat-lompat, para orang tua sedang mengajarkan anak-anak mereka bagaimana mencari makan. Adam mengenal salah satu kodok terbesar di kawasan Rivoli, saking besarnya si kodok, panda itu yakin bahwa Roki memangsa burung bukan nyamuk. Kodok cerdas itu sekarang sedang asik melompat-lompat diikuti tiga ekor kodok-kodok kecil yang tampak mengaguminya. Dibelakang Adam berdiri gagah bengkel pembuat kapal milik Beny the Horse dan Frank Blue Whale. Tadi pagi Beny mengabari bahwa kapal yang dipesannya sudah selesai dikerjakan, kapal itu sudah bisa Adam gunakan. Saking senangnya Adam sampai tidak bisa tidur padahal semalaman suntuk dia telah terjaga meneropong pergerakan venus dari muncul sebagai bintang kejora sampai bertransformasi penuh menjadi bintang timur yang cerah dikala subuh.
Sudah bertahun-tahun Adam the Panda berprofesi sebagai astronom amatiran. Berbekal teropong dan peta bintang dan sedikit ajaran dari para Elang biksu di pegunungan everest, Adam mencoba mengamati bintang terjauh dan mencatat pergerakan-pergerakan benda langit. Bertahun-tahun di Rivoli dia sibuk mencari spot pengamatan yang dapat memberinya pandangan jauh melebihi horizon, namun kegagalan demi kegagalan dia dapati. Pandangannya masih terbatas, langit masih terlalu sempit, horizon itu masih kurang lebar baginya. Astronom Panda tak kenal menyerah, sambil terus membuat jurnal langit dia berpindah-pindah tempat, ratusan bukit, pohon, dan bahkan tebing-tebing tercuram di bibir pantai dia datangi. Rivoli memiliki banyak tempat tinggi, pohon-pohon tegak lurus beratus-ratus meter dari tanah tempat binatang-binatang menjejak kaki mereka dan bukit-bukit menjulang tampak seperti pegunungan.
Sungai Rivoli adalah sungai yang pendek, hulunya berada di Gunung Estmonde hanya 10 kilometer di tengah pulau, muaranya ke Laut Adrozen. Di Hilirnya, menjelang muara Adrozen berdiri galangan kapal kecil. Beberapa binatang yang dikenalnya bekerja untuk Beny dan Frank, mengerjakan beragam pertukangan kapal.
Suatu hari Adam berdiri di depan dok, sore hari menjelang waktunya ia bekerja, hati kecilnya mengagumi bengkel milik HnW tersebut. Lalu seseorang memanggilnya, seekor musang yang belepotan cat, awalnya Adam berpikir bahwa dia musang langka yang berwarna pelangi sampai pengamatan berikutnya dia menemukan bahwa itu adalah tumpahan cat yang mengering di sekujur tubuhnya.
" Dia memanggilku Panda-bintang-yang-dibicarakan-banyak-binatang dan dia bilang sangat senang dapat bertemu denganku. Simon Musang adalah binatang yang mengakhiri pencarian tempat meneropong terbaik untukku di Rivoli. Hari itu setelah memperkenalkan diri sebagai tukang cat terbaik di company dia mengajakku ke atap dok no 7 yang cukup besar. Di puncak dok itu lah aku menemukan posisi yang melebihi semua horizon yang ada disini, bahkan aku yakin aku dapat melihat tepian galaksi dari dok no 7! Posisi galangan yang menjorok ke laut membuat pandangan setiap orang yang berdiri di atapnya terbebas dari semua benda tinggi di rivoli. Jika mengahadap ke utara kau dapat melihat seluruh langit utara dari ujung ke ujung. "
" Kurasa sudah sangat lama sejak aku bertemu pertama kali dengan simon musang. Kami sering menghisap pipa bersama di malam hari. Jam mulai kerjaku bertepatan dengan akhir jam kerjanya, sejak aku mendapatkan izin dari Frank untuk dapat menggunakan puncak atap bengkelnya Simon setia menemani malam-malamku. Biasanya dia bercerita tentang kapal-kapal yang sedang dibuat atau diperbaiki di bengkel, aku bercerita tentang benda-benda langit, sampai kemudian dia tertidur di pojokan atap, menjelang dini hari dia akan terbangun untuk pulang ke sarangnya dan kembali bekerja esok paginya. "
Suatu hari seekor singa pengembara tiba di rivoli. Finiens The Wise Lion telah berkelana keliling dunia, dia menjelajahi bukan hanya kota-kota besar dunia tapi juga bagian-bagian paling tersembunyi dan tempat-tempat eksotis. Semua binatang senang mendengarkan cerita petulangannya. Finiens memiliki waktu khusus untuk bercerita, setiap malam sejam setelah makan malam dia akan duduk di tepian sungai tempatnya berkemah, api unggun dinyalakan, penghuni Rivoli akan datang dan duduk melingkar, lalu mulailah singa itu bercerita sampai binatang terakhir tertidur.
" Finiens lah satu-satunya yang bisa merebut Simon dariku, selama beberapa hari musang itu absen menemaniku di atap dok. Saat dia kembali ke dok dia menceritakan kembali semua kisah Finiens padaku, sungguh aku sangat ingin mendengar ceritanya langsung dari sang singa. Tapi proyek ku untuk memetakan rasi bintang timur jauh lebih mendesak untuk dikerjakan, cuaca sedang sangat mendukung akhir-akhir ini. Simon sangat ingin membawaku menemui Finiens, yang dengan tegas kutolak berkali-kali. "
Adam terkejut karena pada malam ketujuh kedatangan Finiens, sang petualang mendatanginya di tempat peneropongannya. Finiens bilang dia diberitahu binatang-binatang bahwa Rivoli memiliki seorang astronom, karena itu dia wajib bertemu dengan Adam untuk bertukar cerita mengenai bintang.
Cerita Finiens mengenai bintang-bintang yang menjadi kompas perjalanannya, lalu misteri bintang utara dan berbagai legenda angkasa lainnya sangat menarik bagi Adam. Bagian paling menarik bagi Panda itu adalah ketika Finiens bercerita tentang tempat terbaik untuk melihat langit, tempat dimata Horizon tak berujung, kau dapat melihat luar angkasa lebih baik daripada di Rivoli sini.
" Aku bertanya apakah dia  tahu dimana lokasi tempat horizon tanpa ujung tersebut. Kemudian dia menjawab lebih dari sekedar tahu, dia memiliki catatan dan peta menuju tempat tersebut. Singa itu dengan senang hati memberikan catatan dan peta tersebut padaku. Sejak malam itu aku memiliki tujuan baru dalam hidupku. "