PERINGATAN : Artikel ini mengandung unsur sara. Sebaiknya jangan dibaca untuk Anda yang berpikiran sempit. Jika tetap ingin membaca, bacalah dengan hati yang terbuka dan mungkin ditemani segelas kopi atau teh agar rileks dan nyaman.
Orang Cina agak gila yang tergila-gila Cina
Di kampungku dulu, ada seorang lelaki paruh baya yang selalu menjadi suporter setia RRC, tanah leluhur orang Cina. Setiap ada pertandingan olahraga yang melibatkan atlet dari negeri panda, dia pasti sepenuh jiwa raga membela.
Dia sering diolok-olok (dibully) tetangga dan warga yang semuanya keturunan Cina. Mereka akan berteriak kepadanya sambil tertawa-tawa, kadang sengaja lewat depan rumahnya, “Cina kalah ! Cina kalah, horeee !” , tidak perduli Cina memang kalah atau menang, ada pertandingan atau tidak. Mendengar itu, Lelaki pecinta RRC yang masih bujang di usia senjanya, naik pitam, segera mengejar dan berusaha memukul. Warga yang mengejeknya berlari sambil cekikikan, seperti disuntik hormon adrenalin, antara tegang dan senang. Bahkan orang keturunan Cina merasa aneh dan mengejek orang Cina yang memuja tanah leluhurnya.
Nenek dan cucu keturunan Cina
Seorang nenek dan cucunya bertengkar gara-gara pilkada. Suatu hari nenek pulang dari acara kumpul-kumpul bersama teman-temannya yang rata-rata orang kaya, pengusaha dan punya pabrik.
Nenek : “ Nanti jangan pilih aHok ya. Semua teman-teman nenek sudah
sepakat “
Cucu : “ Kenapa gak boleh pilih aHok nek ?, nenek khan tak punya pabrik ”
Nenek : (sedikit tersinggung) “ ya pokoknya tidak boleh, mau punya pabrik
atau tidak, pokoknya jangan pilih dia, pilih yang lain saja ! “