Mohon tunggu...
burung pipit
burung pipit Mohon Tunggu... -

Pemerhati masalah kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ini Dia Kampanye Hitam ke Prabowo & Jokowi, Mana yang Fakta, Mana yang Asal Omong?

28 Juni 2014   20:54 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:23 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini dia kampanye hitam / negatif ke Prabowo :

1.Pelanggar HAM dan terlibat penculikan dan menghilangkan orang ?

Dulu orang hanya menduga-duga keterlibatan Prabowo sebagai otak pelanggaran HAM 1998 tersebut. Hari-hari ini semakin banyak jendral yang buka mulut,  Komnas HAM ikut angkat suara, bocornya surat pemberhentian Prabowo. Ada informasi yang terang terangan, ada yang membutuhkan kejelian kita menganalisanya, baik dari nara sumber yang memberatkan maupun meringankan Prabowo. Sedikit demi sedikit misteri mulai terkuak. Seberapa besar peranan dan keterlibatan Prabowo ?  kita orang awam tidak tahu. Namun jelas ini bukan kampanye hitam, tapi memang didukung FAKTA. Ini tugas pemerintah Indonesia untuk menuntaskan kasus tersebut.

2.Mendukung kembalinya orde baru ?

Ini bisa menjadi kampanye negatif atau positif (bagi orang-orang yang mendukung kembalinya orde baru). Beberapa fakta yang terjadi : Prabowo adalah bekas menantu penguasa orba ;  keluarga cendana mendukungnya ; Prabowo mengatakan mendukung Soeharto untuk dijadikan pahlawan nasional ; pendukung koalisi besarnya ARB jelas-jelas ‘menjual orba’ dalam kampanyenya. Jadi orang tidak sekedar asal omong. Ini FAKTA !

3. Akan menjadi diktator kalau berkuasa ?

Tampang memang ada. Tetapi kita tentu tidak boleh menghakimi dari pembawaan dan wajah seseorang.  Saya ingat di sebuah stasiun televisi beberapa waktu lalu, ada 2 orang nara sumber yang tampaknya dari kubu capres no. 1 tersebut. Mereka membahas beberapa hal yang akan dilakukan Prabowo yang menjadi sebab mengapa mereka mendukungnya. Seorang pengamat yang netral menepisnya, dengan mengatakan, “Bapak-bapak jangan senang dulu, nanti kecewa. Kalau Prabowo menang belum tentu itu akan dilakukan karena jika dia sudah berkuasa, mungkin berbeda.”  Terlepas dari itu pendapat pribadi, baru baru ini muncul hasil wawancara capres tersebut dengan seorang wartawan asing yang telah beberapa kali memenangkan penghargaan jurnalistik. Isinya kurang lebih capres ini melontarkan ide tentang fasisme, perlunya pemimpin yang diktator. Dan bahwa keragaman etnis dan agama hanya menjadi penghalang bagi demokrasi. Wartawan ini bersedia pasang badan jika apa yang ditulisnya itu hanya fitnah.  Kubu Prabowo mengatakan bahwa, maksudnya adalah diktator yang lunak/soft. Nah seberapa lunak atau soft-nya diktator model capres no. 1  kita tidak tahu. Jadi ini adalah FAKTA, bukan asal omong saja.  Apalagi dengan beredarnya video klip yang dibuat Ahmad Dani, yang memakai baju seragam seorang tokoh nazi tersohor. Walaupun kubu-nya menepis bahwa itu urusan Dani sebagai seniman dan tidak ada hubungan dengan capres no. 1.  Coba pikirkan, Ahmad Dani khan dibayar untuk membuat video propaganda tersebut, masa tidak mendapat persetujuan dulu dari yang bayar ?  Jadi ini FAKTA !

4.Menghalalkan segala cara untuk mendapatkan dukungan dan kekuasaan ?

Banyak yang menuduh kubu-nya seperti itu. Beberapa fakta yang terjadi : mengirimkan surat kepada guru-guru yang seharusnya netral. Menyelipkan duit Rp. 5000 sd Rp. 50000 ke dalam surat ? Nurul Arifin dari kubunya membantah, tapi masa guru-guru berani menyebarkan berita fitnah? ; menggalang dan menggerakkan pendukung pns yang seharusnya netral ; jelas-jelas suka mencela SBY, tapi sekarang memuji-muji bahkan selalu bilang mau meneruskan kebijakan SBY ;  menghina Gusdur sebagai presiden buta dan memalukan tetapi memanfaatkan sepenggal kalimat Gusdur yang konteks-nya mungkin berbeda, untuk kampanye dengan harapan menggalang suara dari pecinta Gusdur ; pemodal untuk penerbitan tabloid Obor rakyat yang penuh fitnah dan informasi menyesatkan tentang lawan politiknya ?  Karena tidak mungkin redaksi tabloid tersebut mau mengeluarkan dana yang begitu besar untuk menerbitkan dan mendistribusikan secara sistematis tanpa dukungan.  Sebagian fakta memang belum terbukti atau tidak diakui kubunya. Terserah Anda yang menilai ini FAKTA atau sekedar omong kosong belaka !  Kalau saya sich berpendapat ini sebagian besar FAKTA, sebagian lagi abu-abu karena kita menganut paham praduga tidak bersalah ;)

5. Akan bagi-bagi jatah jabatan untuk koalisi pendukungnya ?

ARB, HT, Haji Lulung, SDA  masa mau mendukung  tanpa ada imbalan ? Kesamaan visi misi ? hahaha klise banget. Kok ARB tidak mendukung kubu sebelah, padahal sudah melakukan pendekatan dulu ?  khan visi misi hampir sama, intinya untuk kemajuan Indonesia, beda penerapan saja.  Apalagi jelas-jelas mereka sudah menjanjikan jabatan ‘menteri utama’ untuk ARB karena maaf posisi wapres sudah terisi. Jadi kalau capres no. 1 yang menang tidak usah heran, 95 % mungkin diisi orang-orang partai, sisanya baru orang-orang yang kemampuannya sudah teruji, untuk basa basi agar dibilang benar. Dan jangan banyak mengharap untuk kemajuan Indonesia jika itu terjadi. Kembali ke lagu-lagu lama dan makan ‘nasi basi’.  Apakah ini FAKTA ?  belum tentu menjadi fakta ! Karena belum tentu capres no. 1 yang menang.

Sekarang ini dia kampanye hitam/negatif ke Jokowi. Biar adil juga ada 5.

1. Mencra Mencre dan haus  kekuasaan ?

Banyak orang yang termakan juga dengan isu ini. Faktanya memang ada bahwa Jokowi baru hampir 2 tahun menjadi gubernur, sekarang sudah mau jadi presiden ? Padahal khan sudah disumpah.  Pasangan saya juga marah-marah bahwa dia tidak akan pernah memilih Jokowi karena sebab di atas. Beberapa argumen saya adalah :

-Jokowi memang fenomenal. 5 tahun yang lalu siapa yang kenal Jokowi ? Beliau juga mungkin tidak pernah bermimpi bisa menjadi presiden. Beliau cuma kerja, kerja, dan kerja. Orang lain yang menilai dan mendukungnya ke jenjang yang lebih tinggi. Bandingkan dengan capres lain yang sudah menghabiskan begitu banyak dana hingga trilyunan selama minimal 5 tahun untuk promosi dirinya agar memuluskan ambisinya menjadi orang nomor 1 di Indonesia. Jokowi hanya seorang pengusaha yang telah cukup dengan dirinya sendiri, kemudian mengabdikan diri sebagai abdi negara yang bekerja, bekerja, bekerja. Dan kemudian ada orang yang melihat dan mendukungnya ke jenjang lebih tinggi. Dengan peran media berhasil membuatnya dilihat oleh rakyat yang sudah bosan dan jenuh dengan abdi-abdi negara yang hanya mementingkan diri dan kelompoknya.

- Apa hasil pekerjaannya ?  Banyak sekali butuh beberapa tulisan untuk membahasnya dengan rinci. Sementara kubu lawan tetap mendiskreditkannya dengan berbagai cara.  Hanya ada 1 cara menjawabnya. Tidak ada yang sempurna dan sebaik-baiknya, sebenar-benarnya seseorang pasti ada saja yang tidak suka, dan ada yang tidak suka karena kepentingannya akan terganggu. Jadi biarkan saja. Tidak mungkin seseorang yang seberapapun baiknya akan disukai 100 % orang.  Seperti 1 gelas air yang terisi setengah. Yang negatif akan selalu melihat kok airnya tidak penuh? Kok cuma terisi setengah ?  sementara orang-orang lain bersyukur dengan gelas yang sudah terisi setengah.

-Jika Anda diberikan tanggungjawab dan Anda bekerja dengan sebaik mungkin, kemudian atasan Anda menilai baik, dan memberikan Anda tanggungjawab dan posisi yang lebih tinggi, masa ditolak. Jika dengan posisi dan tanggungjawab yang lebih besar, Anda bisa lebih baik memajukan perusahaan/negara. Artinya Anda mendapat kepercayaan. Orang yang bisa dipercaya untuk perkara-perkara kecil, akan bisa dipercaya untuk perkara-perkara yang semakin besar.  Jokowi juga sudah mengatakan bahwa dia tidak akan ‘meninggalkan’ Jakarta. Jika dia terpilih menjadi presiden justru akan memudahkannya mengurus Jakarta, sebab wewenang dan jangkauannya lebih luas, oleh karena sebagian persoalan di Jakarta lebih mudah diselesaikan dengan campur tangan pusat.

-Kalau tidak sekarang menjadi presiden kapan lagi ? tunggu 10 tahun lagi ? momentumnya sekarang !  mumpung Jokowi juga sekarang masih muda, berenergi, dan mampu menularkan enargi kepada rakyat untuk sama-sama membangun dan berkarya demi kemajuan bangsa Indonesia yang sudah lama ketinggalan. Umur juga hanya Tuhan yang tahu. 5 atau 10 tahun lagi mungkin keadaan sudah berbeda, sudah terlambat.

Jadi apakah benar capres ini mencra mencre dan haus kekuasaan ?  Anda yang menilai sendiri.  Fakta dia dicalonkan menjadi presiden, yang lain hanya pendapat orang-orang saja.

2.Politik pencitraan ?

Jokowi terkenal suka turun ke tengah-tengah rakyat, alias blusukan, sampai tidak segan ikut kotor , kena banjir, tangan sampai berdarah darah karena keseringan bersalaman dengan rakyat.  Apakah itu pencitraan ?  kalau dilakukan sekali sekali apalagi menjelang perhelatan demokrasi, mungkin saja benar. Tapi dari bahasa tubuhnya tampaknya dia nyaman nyaman saja, biasa saja dan ketahuan sudah terbiasa alias memang begitulah dia. Alasannya, biar dia melihat dan mendengar langsung dari rakyat bukan hanya dari laporan-laporan yang belum tentu benar. Masuk akal.  Justru sebuah perusahaan konsultan malah mengaku telah dibayar untuk menjadi konsultan pencitraan bagi capres no. 1  agar bisa menampilkan diri yang memenangkan hati rakyat untuk memilihnya.  Jelas kampanye hitam yang mengatakan capres no. 2 pencitraan bukan fakta tapi pendapat orang-orang yang mau menyerangnya saja!  Jadi salah alamat ya !

3.Tidak tegas ?

Bagaimana seseorang bisa hanya menilai wajah dan pembawaan sebagai orang tegas atau tidak. Padahal jelas ketegasan itu adalah sebuah keberanian sikap untuk mengambil keputusan dan siap menanggung resiko akibat keputusan yang diambil.  Jelas ini bukan FAKTA tapi asal omong saja!

4.Bukan muslim tulen ?

Ada ada saja cara menjatuhkan capres no. 2. Soalnya mungkin sulit menemukan negatif-nya. Jadi isu isu yang menyesatkan ditiup terus oleh kubu lawan.  Saya yakin Jokowi jauh lebih islam dibanding capres no. 1.  Faktanya adalah Jokowi muslim tulen dan orang pribumi asli, orang tua-nya, istrinya, anak-anaknya, mertuanya semua orang muslim.  Sedangkan capres no. 1  justru keturunan campuran menado, padang, cina dan bule.  Agama ibu kandungnya, adik-adik dan keponakannya adalah non muslim. Aneh bin ajaib kok malah kampanye hitam-nya nyasar.  Adiknya malah sudah kampanye di gereja-gereja dan 3 orang pendeta terkemuka serta ratusan pendeta lain sudah menyatakan dukungan kepada Prabowo.  Kampanye hitam tersebut jelas fitnah, sara dan sangat melukai hati. Agama adalah urusan pribadi dan Tuhan. Tidak pantas membawa agama demi kepentingan perolehan suara.  Ini kampanye hitam yang sangat hitam dan menyesatkan !

5.Wajah ndeso dan kurus kelempeng ?  Kalau yang ini jelas FAKTA !  apa boleh buat ya begitulah wajah dan tubuh seorang Jokowi.  Tapi khan yang penting dalamnya ;)

Politik uang ?  Baik kubu capres no. 1 maupun capres no. 2  berkoar koar menentang politik uang.  Yang jelas capres no. 1 punya keuangan tidak terbatas untuk melakukan apa saja, karena dikelilingi dan didukung orang orang berduit. Sedangkan capres no. 2  sampai perlu membuka rekening untuk menggalang dana kampanye dari rakyat. Dengan bahu membahu rakyat menyumbangkan uangnya dari yang receh sampai yang besar, terkumpul katanya Rp. 50 milyar. Ini baru pemimpin yang lahir dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.  Menurut Anda siapa yang lebih pantas dicurigai melakukan politik uang ?  Dan tergiur uang dan kekuasaan, orang-orang yang haus duit dan jabatan akan mendekat ke sumber yang punya uang.  Seperti ada gula ada semut.  Salam …

Burung Pipit

Pemerhati kehidupan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun