Mohon tunggu...
Noni Nandini
Noni Nandini Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Lahir di Jakarta, tumbuh di Kalimantan Timur, kuliah di Yogyakarta dan Solo, kerja di Jakarta.....(Koes Plus banget yah....) hobi membaca, menulis, nonton tv dan film, berenang dan koleksi. Tertarik dengan diving (khususnya untuk hura-hura walaupun sudah kursus diving beberapa kali), sailing (walaupun kalau ikutan regatta dapet bobbi price terus), Jepang, Korea, Manga, Dorama, Film Korea dan Jepang, cerita detektif, misteri, dokumenter dan travelling (walaupun masih sebatas pulang kampung dan sekitar Jakarta).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketika Seorang Pembantu Adalah Pahlawan Bagi Phillipina

18 November 2010   09:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:30 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_75848" align="alignright" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (Persda Network)"][/caption] Dulu, waktu saya masih tinggal di Bontang, Kalimantan Timur, rumah saya mendapatkan fasilitas TV kabel dari perusahaan tempat orang tua  saya bekerja.  Ketika itu kami bisa menikmati siaran CNN, TNT sampai TV dari Phillipina.  Sampai sekarang saya tidak pernah melupakan program day show mereka "EAT BULAGA", saking lucu dan menghiburnya. Namun yang membuat saya selalu terkesan adalah usaha nasional mereka melepaskan salah seorang buruh migran mereka di Arab Saudi dari hukuman mati karena dituduh membunuh majikannya.  Ketika itu awal tahun 90-an dan bagi saya yang tinggal di sebuah kota kecil di Kalimantan, istilah TKW atau buruh migran masih samar-samar dalam otak saya.  Namun kisah penyelamatan seorang gadis asal Mindanao itu tidak akan saya lupakan karena seorang Cory Aquino pun turun untuk mengecam Arab Saudi yang pada saat bersamaan ada banyak warga negara mereka mengadu nasib di negeri itu. Sebenarnya saya lupa nama gadis Mindanao yang pada usia 17 tahun sudah harus mengadu nasih ke Arab, namun liputan CNN dan juga pemberitaannya di Phillipina (bahasa Inggris tentunya) membuka mata saya bahwa warga Arab Saudi juga bisa berbuat dosa kok. Ceritanya sebuat saja nama gadis itu Aisyah.  Aisyah bekerja di sebuah keluarga Arab baru beberapa bulan karena harus menghidupi keluarganya di Mindanao.  Pada suatu hari majikan laki-lakinya yang berusia 60-an tahun berusaha memperkosanya.  Aisyah tidak tinggal diam, dia melawan.  Mengambil pisau dapur dan menikam majikan laki-lakinya sampai mati. Oleh keluarga majikannya, Aisyah diserahkan kepada pihak yang berwajib Arab Saudi, tanpa proses hukum yang jelas tiba-tiba Aisyah divonis hukum pancung.  Nasib Aisyah diketahui ketika pihak Kedubes Phlillipina mengabsen buruh migran mereka.  Ketika Aisyah sudah lama tidak ada kabarnya, maka mereka dengan sigap mencari tahu keberadaan Aisyah yang ternyata usut punya usut sudah menunggu hari untuk dihukum mati. Pihak Phillipina tidak tinggal diam, mereka langsung mengirim diplomat-diplomat handal ditambah dengan pengacara-pengacara handal mereka.  Selain itu mereka tidak segan membayar pengacara dari Arab Saudi untuk membela nasib Aisyah. Seingat saya saat itu pihak keluarga majikan Aisyah dan pemerintah Arab Saudi keukeuh untuk meneruskan hukuman mati gadis itu.  Namun pemerintah Phillipina juga tidak mau "kalah" dari pemerintah Arab Saudi, mereka langsung mengecam keras negara itu dengan dukungan rakyatnya.  Juga mengacam akan menarik semua buruh migran mereka di Arab Saudi.  Seingat saya ada sebulan lebih Phillipina dan Arab Saudi tarik ulur untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sebulan kemudian, entah senjata pamungkas apa yang dikeluarkan Phillipina untuk menghadapi arogansi Arab Saudi, Aisyah dibebaskan tanpa syarat apapun.  Aisyah akhirnya memilih pulang ke Mindanao.  Ketika dia sampai ke Phillipina, gadis itu disambut bak pahlawan oleh rakyat Phillipina bahkan Presiden mereka saat itu cory Aquino pun menyambut Aisyah.  Saya ingat saya menangis melihat adegan si Pembantu dipeluk oleh Cory Aquino dengan senyum lebarnya. Tak lama kemudian kisah si Aisyah ini difilmkan di Phillipina, saya sempat menyaksikan promonya di TV Phillipina sebelum akhirnya TV Phillipina dilarang siaran di TV kabel kami karena terlalu vulgar cara berpakaiannya....hehehehehe.... Setiap kali saya menyaksikan atau membaca berita nasib buruk yang dihadapi buruh migran negeri ini, saya selalu bersyukur saya sempat menyaksikan kisah penyelamatan kemanusiaan yang dilakukan seluruh rakyat Phillipina dan pemerintahnya, karena saya tahu entah kapan akan saya saksikan kisah itu di negara saya....hhhhmmmmmmm......padahal mereka adalah pahlawan kita lho......:(

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun