Coba kau duduk diam dan pandanglah cermin'pantul'yg tak berbasa-basi.Apa yang terlihat olehnya di 'jabarkan'tanpa terlewat,hitam,dekil,benjol,rata,dan borokpun semua di'wartakan'si cermin.Jujur ,se jujur dia 'bilang'tampan,cantik,putih,mengkilau tanpa berniat 'menjilat'pujian demi dipujakan sesama.
Kepolosan,kejujuran cermin adalah takdirnya ,karena dia tercipta tanpa kesia-sia an.Sebuah bentuk penerima an 'kodrat'yang memang tercipta sesuai fungsinya tanpa menyimpang.
Manusia bukan cermin yang hanya 'merekam'apa yang dilihat,tapi lebih punya 'takdir kuasa'sebagai bahan rekaman.Jadi ...,marilah menjalani'nilai rekaman'dengan bijak ,karena kita hanya dikasih waktu'direkam'sekali dan tanpa editan.
Kenapa ada nilai rekaman? bukankah kita yang merekam ,menilai,atau menyimpanya sendiri? ..Adalah benar semua berpulang pada diri sendiri,namun ada 'SUTRADARA' yang akan menilai semua jejak 'peran rekaman'yang kita jalani sebagamana sicermin yang tak berakal 'bertanggung jawab 'akan kodratnya.
MAHA SUTRADARA pula lah yg akan menentukan 'peran lanjutan' estafet kita pada anak/cucu kita nantinya.Dan besiap atau persiapkan akan 'mudah /susah nya mereka(anak cucu)menanggung 'sorot cermin'yang tak mau berbohong dan membohongi TAKDIRnya#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H