Judul di atas adalah wujug tidak respeknya penulis dengan koruptor.Kenapa musti dengan tanda seru? ,karena koruptor (menurut gue?) adalah penyebab utama menurunya kepercaya an puplik terhadap para pejabat negeri ini.
Karena ulah mereka pula(koruptor) maka dampak buruk perekonomian Indonesia terpuruk dalam titik nadir.Ironisnya sampai sa'at ini pun(sejak' 98) tak menujukan grafik peningkatan (kecuali di kertas data) signifikan, yang secara langsung dirasakan masyarakat.
Baru-baru ini ramai di media ,seorang koruptor yang meminta di sediakan 'bilik seks' dalam sel.Sungguh sebuah perminta an 'gila' dari seseorang yang jelas2 melanggar hukum.Kemana (andai dikabulkan)akan dibawa arah hukum negeri ini?.Apa kalian lupa teori hukum yang dipelajari?
Sebuah potret nyata dari'ahklak' dan moralitas sipelaku(atau kebanyakan?) akan terasa singkron dengan perbuatanya.Tak salah kalau teman saya bilang"itulah obsesi utama dari koruptor,wanita!!!" dan harta yang dikorup, hanyalah 'sarana' untuk mewujudkanya.
Ketika tindak hukum dilanggar,maka tidak ada yang pantas kalau ada 'fasilitas'nyaman dalam tahanan.Kita paham bahwa hukuman adalah sebagai satu bentuk 'peringatan' yang menimbulkan efek jera si pelaku.*
Di RRC ekonomi begitu cepat tumbuh,selain SDM yang unggul ,adanya payung hukum yang kuat juga diyakini adalah faktor yang menentukan.Ketika korupsi(dulu juga mewabah) menjangkit dan menghantui negara,hukuman berat(kebanyakan hukuman mati) sudah lama diterapkan.
Sudah tak terhitung puluhan,ratusan atau bahkan ribuan koruptor dan eksekusi.Terasa 'ngeri'karena yang nominal(korupsinya)kecil,tak luput dari regu tembak.Pertanya an nya apa itu yang perlu diterapkan di negeri kita?
Mungkin akan banyak pro/kontra timbul ,dan itu wajar saja,andai hukum mati diterapkan bagi koruptor.Satu hal yang mungkin diharapkan sebagian masyarakat sebagai bentuk kekecewa an pada penegak hukum yang terkesan lemah memberantas korupsi.Atau mau menunggu pengadilan alam??*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H