Akhir pekan (15/10/22), Meluangkan waktu dengan keluarga kecil di alon alon ,bersama istri dan dua anak tercinta , menikmati sore berbalut mendung dikota semarang, sembari bercanda tak melupakan masa masa pacaran tempo doloe, dengan cemilan ala kadarnya
Banyak muda mudi, ataupun keluarga kecil lainnya, berlalu lalang , begitupun dilengkapi berbagai macam kuliner yg mengoda disekeliling alon alon ..
Rasa hati terbayar lunas ketika melihat kedua anak terlepas ria bermain bola. .berlari lari
Keluarga kita adalah buah dari pemikiran kita. Keluarga itu tidak akan berubah tanpa adanya pola pikir (mindset) yang baik dan cerdas dari kita. Bukan pasangan kaya raya yang mampu bertahan, melainkan pasangan yang paling adaptif merespons gejala perubahan di dalam keluarganya dengan mindset dan knowledge (ilmu pengetahuan) yang baik."
Setiap suami dan istri niscaya mengharapkan pernikahan mereka bahagia (sakinah, mawaddah, wa rahmah), karena keluarga bahagia merupakan kenikmatan hidup yang membawa keseimbangan, ketenangan, dan kedamaian bagi setiap orang.
Demi terciptanya semua itu, dituntut adanya pengorbanan, toleransi, negosiasi, saling menginspirasi, dan saling memahami di antara keduanya agar keindahan cinta mereka tetap bersemi dalam kesuciannya.
Di sisi lain, tidak sedikit bahtera pernikahan yang oleng kian kemari, bahkan kandas di tengah perjalanannya, akibat minimnya pengetahuan, skil, dan kepekaan dalam menafsirkan berbagai keinginan pasangannya.
Sebaliknya, begitu banyak pula keluarga yang menyenangkan dan menyejukkan bagi jiwa-jiwa yang hidup di dalamnya, karena mereka mau “berbenah” bersama untuk menciptakan hubungan yang lebih berkualitas.
Kebahagiaan dalam mahligai rumah tangga adalah tanggung jawab bersama (suami isteri), setiap pasangan sebijaknya mampu menjadikan pasangannya “sempurna” dengan ketidaksempurnaannya.